Dia melanjutkan untuk menciptakan wilayah kekuasaan pribadinya sendiri, "oprichnina", di mana dia menggunakan kontrol total sebanyak sepertiga dari wilayah Moskwa.
Pada 1581, raja gila ini memukuli menantu perempuannya yang sedang hamil hingga keguguran. Putranya yang marah selanjutnya ia bunuh dengan dengan tongkat runcing.
Rudolf II dikenal sebagai raja gila setelah 20 tahun pertama pemerintahannya yang gagal.
Perselisihan antara faksi Katolik Romawi dan Protestan melumpuhkan institusi politik kekaisaran.
Dia depresi berat dan pindah ke Praha, lokasi tempat pengasingannya dan pelariannya dengan menekuni seni dan sains.
Ketidakstabilan mental raja Rudolf II bertambah buruk pada 1598, dan pada 1605 para adipati agung Habsburg, yang telah lama tidak puas dengan ketidakmampuan politiknya, memaksanya untuk menyerhkan pelaksanaan urusan Hongaria kepada saudaranya Matthias.
Baca juga: Raja Sargon Agung dan Militer Profesional Pertama dalam Peradaban Dunia
Raja George III menunjukkan tanda-tanda penyakit mental pertamanya pada 1765, dalam awal pemerintahannya.
Namun ia tidak menyerah pada kegilaannya, hingga pada 1810, setahun sebelum putranya diangkat menjadi bupati.
George III memerintah selama era penuh gejolak yang mencakup Revolusi Amerika, Deklarasi Kemerdekaan ditujukan kepadanya, serta Revolusi Perancis, dan Perang Napoleon.
Beberapa sejarawan medis percaya penyakit Raja George III, yang ditandai dengan halusinasi, paranoia, gangguan umum dan sakit perut, disebabkan oleh gangguan enzim porfiria, meskipun diagnosis retroaktif tetap rumit.
Raja Ludwig II dikenal sebagai raja gila karena kecintaannya terhadap seni hingga mengosongkan kas kerajaan Bavaria dan membuatnya terlilit utang.
Ia memiliki banyak proyek seni ambisius khususnya yang terkait Richard Wagner, seorang komponis musik romantik.
Salah satunya adalah pembangunan kastil Neuschwanstein dengan seni arsitektur tinggi khas Bavaria.
Raja gila ini melanjutkan membangun Hohenschwangau yang berisi banyak lukisan, yang terinspirasi oleh opera Richard Wagner, seperti yang dilansir dari The Culture Trip.
Namun, proyek itu tidak pernah selesai seperti yang dibayangkannya karena kematian Ludwig Linderhof, yang mengerjakan proyek itu.
Dia juga membangun sebuah pondok bernama Hunding yang terinspirasi oleh The Valkyrie karya Wagner, dan alur umum mencerminkan kekaguman Ludwig terhadap Rezim Kuno Perancis.
Baca juga: Harald Hardrada: Panglima Perang Tangguh dan Raja Viking Terakhir
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.