Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inggris dan Israel Buat Pakta Pertahanan, Berkomitmen Cegah Iran Peroleh Senjata Nuklir

Kompas.com - 29/11/2021, 11:39 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Guardian

LONDON, KOMPAS.com - Inggris dan Israel akan menandatangani pakta perdagangan dan pertahanan 10 tahun, di London pada Senin (29/11/2021).

Kesepakatan ini menjanjikan kerja sama dalam isu-isu seperti keamanan siber dan komitmen bersama mencegah Iran memperoleh senjata nuklir.

Baca juga: Inggris Minta G7 Rapat Darurat untuk Bahas Covid-19 Varian Omicron

Perjanjian tersebut diumumkan oleh Liz Truss, Menteri Luar Negeri Inggris, dan mitranya dari Israel Yair Lapid.

Dalam sebuah artikel bersama di Daily Telegraph, Truss dan Lapid mengatakan kesepakatan tersebut merupakan “rencana strategis baru untuk dekade berikutnya, yang mencakup dunia maya, teknologi, perdagangan dan pertahanan.”

Kedua negara juga akan “bekerja siang dan malam untuk mencegah rezim Iran menjadi negara dengan kekuatan nuklir”.

Menurut para menteri, kedua negara akan "bekerja lebih dekat", untuk mempertahankan diri di dunia maya, dengan Israel menjadi mitra dunia maya tingkat satu bagi Inggris, dan memiliki akses yang lebih besar ke pasar Inggris.

“Kemitraan kami akan membuat kami berada di garis depan revolusi teknologi,” tambah Truss dan Lapid melansir Guardian pada Minggu (28/11/2021).

Baca juga: Mengenal Barbados, Persemakmuran Inggris yang Pisah jadi Republik

Lebih dari seminggu yang lalu, Priti Patel, Menteri Dalam Negeri Inggris mengumumkan bahwa Inggris akan melarang sayap politik kelompok politik Palestina Hamas, membawa Inggris sejalan dengan AS dan Uni Eropa.

Kesepakatan ini juga terjadi setelah pengadilan Inggris memutuskan bahwa spyware Pegasus, yang dibuat oleh perusahaan Israel NSO Group, mungkin digunakan untuk memata-matai dua pengacara Inggris, yang menasihati mantan istri penguasa Dubai, Putri Haya.

Penyadapan terjadi pada saat mereka menjadi menasihati bagi Putri Haya dalam pertempuran perlindungan anak yang dilakukan di Inggris.

Keluhan Inggris pada saat itu relatif tidak terdengar. Tapi sumber yang dekat dengan perusahaan itu mengaku telah mengubah perangkat lunaknya, untuk mencegah +44 nomor Inggris dimata-matai lagi.

Teknologi NSO sejak itu telah dimasukkan ke dalam daftar hitam AS, mengutip penggunaan perangkat lunak perusahaan oleh rezim di seluruh dunia untuk "penindasan transnasional".

Baca juga: UNIK GLOBAL: Pria Di-blacklist AYCE karena Makan Banyak | Kiper Putri Iran Dikira Pria

Sementara itu, pembicaraan dengan Iran tentang penyelamatan kesepakatan nuklir 2015 dimulai kembali pada Senin (29/11/2021) di Wina setelah jeda lima bulan.

Itu pun dinilai hanya memiliki sedikit harapan akan adanya terobosan, yang akan memungkinkan AS untuk bergabung kembali dengan perjanjian, mengingat tuntutan negosiasi Teheran.

Meski demikian, dalam pernyataan bersama para menteri luar negeri, Inggris berusaha meyakinkan Israel bahwa mereka akan tetap waspada terhadap masalah ini.

“Jam terus berdetak, yang meningkatkan kebutuhan akan kerja sama yang erat dengan mitra dan teman kami untuk menggagalkan ambisi Teheran,” kata Truss dan Lapid.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Guardian
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Giliran Jepang Akan Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Giliran Jepang Akan Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Global
Pemukim Yahudi Incar Tanah di Tepi Pantai Gaza: Ini Tuhan Berikan kepada Kami

Pemukim Yahudi Incar Tanah di Tepi Pantai Gaza: Ini Tuhan Berikan kepada Kami

Global
Rangkuman Hari Ke-764 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Desak Mike Johnson | Rusia Klaim Punya Bukti Ukraina Terlibat Penembakan Konser

Rangkuman Hari Ke-764 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Desak Mike Johnson | Rusia Klaim Punya Bukti Ukraina Terlibat Penembakan Konser

Global
Mahasiswi Indonesia di Jerman Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Bus 

Mahasiswi Indonesia di Jerman Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Bus 

Global
Pejabat AS Sedang Debatkan Kentang Termasuk Sayuran atau Bukan

Pejabat AS Sedang Debatkan Kentang Termasuk Sayuran atau Bukan

Global
Kekerasan Geng di Haiti Tewaskan 1.500 Orang dalam 3 Bulan

Kekerasan Geng di Haiti Tewaskan 1.500 Orang dalam 3 Bulan

Global
Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Global
Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Global
Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Global
[POPULER GLOBAL] Korban Suplemen di Jepang Bertambah | Padmarajan 238 Kali Kalah di Pemilu

[POPULER GLOBAL] Korban Suplemen di Jepang Bertambah | Padmarajan 238 Kali Kalah di Pemilu

Global
Atas Usul Indonesia, UNESCO Akui Idul Fitri dan Idul Adha Jadi Hari Besar Keagamaan

Atas Usul Indonesia, UNESCO Akui Idul Fitri dan Idul Adha Jadi Hari Besar Keagamaan

Global
Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Global
Putin Tak Berencana Kunjungi Keluarga Korban Penembakan Konser Moskwa

Putin Tak Berencana Kunjungi Keluarga Korban Penembakan Konser Moskwa

Global
WHO Soroti Peningkatan Cyberbullying, Pengaruhi 1 dari 6 Anak Sekolah

WHO Soroti Peningkatan Cyberbullying, Pengaruhi 1 dari 6 Anak Sekolah

Global
TikTok Larang Influencer Australia Promosikan Produk Kantong Nikotin

TikTok Larang Influencer Australia Promosikan Produk Kantong Nikotin

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com