Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Luncurkan Pesawat Antariksa untuk Hantam Asteroid Agar Tidak Menabrak Bumi

Kompas.com - 24/11/2021, 22:05 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Editor

CALIFORNIA, KOMPAS.com - Sebuah pesawat ruang angkasa yang mengemban misi menabrak asteroid berhasil diluncurkan dari Negara Bagian California, Amerika Serikat, pada Selasa (23/11) malam waktu setempat (Rabu, 24 November siang WIB).

Ini adalah misi NASA untuk mendemonstrasikan sistem pertahanan Bumi pertama di dunia, yang dirancang untuk membelokkan asteroid dari potensi tabrakan dengan Bumi.

Baca juga: Batu Meteor Jatuh Menembus Atap Saat Tidur, Perempuan Ini Nyaris Tewas

Pesawat Dart meluncur ke langit pada Selasa malam pukul 22.21 waktu setempat (Rabu siang pukul 13.21 WIB) dari Pangkalan Angkatan Ruang Angkasa AS Vandenberg, sebelah barat laut Kota Los Angeles.

Pesawat itu dibawa dengan roket Falcon 9 milik SpaceX.

Pesawat ruang angkasa itu akan menabrak objek yang disebut Dimorphos untuk melihat seberapa besar kecepatan dan jalurnya dapat diubah.

Jika bongkahan puing kosmik berukuran beberapa ratus meter itu bertabrakan dengan planet kita, itu bisa menyebabkan kehancuran seluas benua.

Ini adalah upaya pertama untuk membelokkan asteroid dengan tujuan mempelajari cara melindungi Bumi, meskipun asteroid yang jadi target itu tidak menimbulkan ancaman.

"Dart hanya akan mengubah periode orbit Dimorphos dalam jumlah kecil. Dan hanya itu (perubahan kecil) yang diperlukan jika asteroid (yang mengancam bumi) ditemukan," kata Kelly Fast, dari kantor koordinasi pertahanan planet NASA.

Misi Dart senilai US$325 juta (Rp4,6 triliun lebih) itu akan menargetkan sepasang asteroid yang mengorbit dekat satu sama lain - yang dikenal sebagai biner.NASA/JOHNS HOPKINS PHYSICS LABORATORY via BBC INDONESIA Misi Dart senilai US$325 juta (Rp4,6 triliun lebih) itu akan menargetkan sepasang asteroid yang mengorbit dekat satu sama lain - yang dikenal sebagai biner.

Baca juga: Masyarakat Terkejut Meteor Jatuh di Atas Langit Malam Norwegia

Asteroid diibaratkan sebagai “bongkahan-bongkahan bangunan" sisa Tata Surya, yang sebagian besar tidak menimbulkan ancaman bagi planet kita.

Tetapi ketika jalur batu ruang angkasa yang mengelilingi Matahari berpapasan dengan jalur Bumi maka kedua objek itu bisa bertemu pada saat yang sama, dan tabrakan dapat terjadi.

Misi Dart senilai 325 juta dollar AS (Rp4,6 triliun lebih) itu akan menargetkan sepasang asteroid yang mengorbit dekat satu sama lain - yang dikenal sebagai biner.

Objek terbesar, yang disebut Didymos, berukuran sekitar 780 meter, sedangkan pendampingnya yang lebih kecil - Dimorphos - lebarnya sekitar 160 meter.

Objek seukuran Dimorphos bisa meledak dengan energi berkali-kali lipat dari bom nuklir biasa, menghancurkan daerah berpenduduk dan menyebabkan puluhan ribu korban.

Asteroid dengan diameter 300 m dan lebih besar dapat menyebabkan kehancuran di seluruh benua, sedangkan yang lebih besar dari 1 km akan menghasilkan efek di seluruh dunia.

Baca juga: Misteri Kamooalewa, Asteroid Merah yang Disebut Bulan Kecil

Setelah Dart diluncurkan, pertama-tama ia akan lepas dari gravitasi Bumi, mengikuti orbitnya sendiri mengelilingi Matahari.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com