Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Chun Doo-hwan, Mantan Diktator Korea Selatan, Meninggal Dunia dalam Usia 90

Kompas.com - 23/11/2021, 13:59 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AP

SEOUL, KOMPAS.com - Mantan diktator Korea Selatan Chun Doo-hwan meninggal dunia dalam usia 90 tahun pada Selasa (23/11/2021), menurut pengumuman dari ajudan lamanya.

Chun Doo-hwan dikenal memerintah Korea Selatan dengan tangan besi pada 1980-an. Dia secara brutal menghancurkan lawan, sampai demonstrasi massal akhirnya menggulingkannya dari puncak kekuasaan.

Baca juga: Pesawat China dan Rusia Muncul di Zona Pertahanan, Korea Selatan Kerahkan Jet Tempur

Mantan presiden itu meninggal di rumahnya di Seoul, menurut Min Jeong-ki kepada wartawan di luar kediaman Chun.

Dia mengawasi kebangkitan ekonomi “Negeri Ginseng” dan mengamankan Olimpiade 1988 untuk Seoul. Dia adalah presiden Korea Selatan pertama yang menyerahkan kekuasaan secara “damai”.

Chun adalah seorang jenderal di militer Korea Selatan, yang mengambil alih kekuasaan dalam kudeta setelah pembunuhan Park Chung-hee pada 1979.

Sejak 1980 hingga 1988, dia menjabat sebagai presiden Korea Selatan yang memerintah dengan tangan besi dan terkenal kerap menghancurkan lawan-lawannya secara brutal.

Baca juga: Mengapa Korea Utara dan Korea Selatan Bermusuhan?

Chun tetap menjadi salah satu tokoh Korea Selatan yang paling dicerca.

Dia dikenal sebagai "Penjagal Gwangju" karena memerintahkan pasukannya untuk menindak tegas pemberontak yang melawan kekuasaannya di kota barat daya.

Pada 1996, dia dihukum karena pengkhianatan dan dijatuhi hukuman mati, sebagian atas apa yang terjadi di Gwangju.

Tapi, eksekusinya kemudian diringankan di tingkat banding. Dia pun bebas setelah mendapat pengampunan presiden.

Jumlah resmi korban tewas atau hilang di Gwangju adalah sekitar 200 orang, tetapi para aktivis mengatakan jumlahnya mungkin tiga kali lebih tinggi.

Baca juga: Boneka Younghee dalam Squid Game Muncul di Korea Selatan, Warga Ikut Bermain

Chun dan politisi sayap kanan di Korea Selatan menganggap insiden itu sebagai "kerusuhan".

Mantan diktator itu juga membantah terlibat langsung dalam penindasan pemberontakan.

Selama pemerintahannya, Chun juga selamat dari upaya pembunuhan.

Pada kunjungan kenegaraan ke Myanmar pada 1983, agen Korea Utara mencoba membunuhnya dengan mengebom sebuah upacara peringatan.

Ironisnya, Chun masih terus berkelit dalam perlawanan di pengadilan bahkan di tahun-tahun terakhirnya.

Dia dinyatakan bersalah atas pencemaran nama baik tahun lalu sehubungan dengan pemberontakan Gwangju.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Demo Protes Perang Gaza Terus Meningkat di Seluruh Kampus AS

Demo Protes Perang Gaza Terus Meningkat di Seluruh Kampus AS

Global
Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Internasional
Koalisi AS Masih Bertarung Lawan Houthi, Jatuhkan 4 Drone dan 1 Rudal Anti-Kapal

Koalisi AS Masih Bertarung Lawan Houthi, Jatuhkan 4 Drone dan 1 Rudal Anti-Kapal

Global
Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Global
AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

Global
[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

Global
Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Global
Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Global
Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Global
Wanita Ini Didiagnosis Mengidap 'Otak Cinta' Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Wanita Ini Didiagnosis Mengidap "Otak Cinta" Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Global
Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Global
Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Global
Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Global
Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Global
Adik Kim Jong Un: Kami Akan Membangun Kekuatan Militer Luar Biasa

Adik Kim Jong Un: Kami Akan Membangun Kekuatan Militer Luar Biasa

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com