KOMPAS.com - 23 November 1985, tragedi kelam dalam dunia penerbangan terjadi. Maskapai Mesir EgyptAir mengalami pembajakan.
Dilansir BBC, pesawat itu dibajak sekelompok orang bersenjata. 59 orang dilaporkan tewas.
Korban meninggal termasuk anak-anak yang dan 6 pembajak.
Baca juga: Ditemukan Jejak Bahan Peledak di Jasad Para Korban Egypt Air
Militer Malta terpaksa melakukan pengepungan karena pembajak tak menyerah meski sudah diultimatum.
Pembajakan pesawat ini bermula saat pesawat baru saja lepas landas 10 menit dari Bandara Internasional Kairo.
Kelompok bersenjata yang menyamar sebagai penumpang, langsung mengambil alih kendali.
Pembajakan pun terjadi.
Egypt Air akan berangkat menuju Athena, Yunani. Namun, pembajak meminta pilot mendaratkan pesawatnya di Malta, di bandara terpencil dekat Valletta, ibu kota Malta.
Baca juga: Kedua Kotak Hitam Pesawat Egypt Air Rusak Parah
Pesawat mendarat di bandara Malta dan parkir selama sekitar 24 jam. Para pembajak menyekap penumpang.
Otoritas keamanan bandara berusaha bernegosiasi agar semua penumpang dibebaskan, namun gagal.
Pembajak hanya membebaskan dua pramugari, beberapa penumpang wanita berkewarganegaraan Filipina dan Mesir dalam kondisi terluka.
Pelaku sempat mengeluarkan seorang wanita Israel, namun yang mengejutkan, kepalanya ditembak.
Baca juga: Mesir Gunakan Kapal Selam Robot untuk Melacak Kotak Hitam Egypt Air
Perdana Menteri Malta waktu itu, Carmelo Mifsud Bonnice, memerintahkan militernya mengepung pesawat.
Pada 24 November, insiden bersenjata pun terjadi. Para penumpang jelas saja menjadi korban.
Hari kian gelap, dan tragedi ini akhirnya mencapai titik akhir. Pembajak menyerah. Dua dari lima pembajak tewas.
Tapi dari 90 penumpang, sekitar 59 orang tewas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.