Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cek Klaim Keliru soal Perubahan Iklim yang Viral di Media Sosial

Kompas.com - 22/11/2021, 10:38 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Editor

Dampak kerusakan dari perubahan iklim seperti itu akan paling dirasakan oleh kelompok termiskin di dunia.

Baca juga: Jelang COP26, Inggris Desak China Berbuat Lebih Banyak Tangkal Perubahan Iklim

Klaim keliru: energi terbarukan tidak bisa diandalkan

Berbagai unggahan yang mengklaim kegagalan energi terbarukan mengakibatkan pemadaman listrik menjadi viral awal 2021, ketika kegagalan jaringan listrik besar-besaran di Texas membuat jutaan warga menderita kegelapan dan kedinginan.

Berbagai unggahan tersebut, yang diangkat oleh sejumlah outlet media konservatif di AS, menyalahkan turbin angin sebagai penyebab pemadaman listrik.

Namun sesungguhnya, klaim-klaim itu keliru dan menyesatkan.

"Pemadaman listrik adalah bukti dari pembangkit dan manajemen distribusi listrik yang buruk," kata John Gluyas, Direktur Eksekutif Durham Energy Institute.

Gluyas mengatakan klaim keliru bahwa sumber energi terbarukan adalah penyebab pemadaman listrik "tidak masuk akal...Venezuela punya banyak minyak dan di sana, pemadaman sering terjadi."

Menurut Jennie King dari lembaga kajian ISD Global, mendiskreditkan energi terbarukan ialah "titik serangan utama bagi mereka yang ingin mempertahankan ketergantungan pada, dan subsidi untuk, minyak dan gas".

Kritik terhadap skema energi terbarukan juga mengklaim teknologi ini membunuh burung dan kelelawar, mengabaikan banyak studi yang memperkirakan bahwa pembangkit bertenaga bahan bakar fosil membunuh lebih banyak hewan.

Tidak diragukan bahwa beberapa satwa liar, termasuk burung, mati karena menabrak turbin angin.

Namun menurut Lembaga Penelitian LSE tentang Perubahan Iklim dan Lingkungan, "Banyak lembaga konservasi mempertimbangkan bahwa manfaat bagi satwa liar dari mitigasi perubahan iklim...lebih besar dibandingkan risikonya, asalkan ada rencana-rencana pengamanan yang tepat, termasuk pemilihan lokasi yang cermat. "

Baca juga: Intelijen AS Peringatkan Perubahan Iklim Berdampak pada Keamanan Dunia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Global
AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

Global
[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

Global
Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Global
Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Global
Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Global
Wanita Ini Didiagnosis Mengidap 'Otak Cinta' Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Wanita Ini Didiagnosis Mengidap "Otak Cinta" Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Global
Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Global
Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Global
Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Global
Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Global
Adik Kim Jong Un: Kami Akan Membangun Kekuatan Militer Luar Biasa

Adik Kim Jong Un: Kami Akan Membangun Kekuatan Militer Luar Biasa

Global
Bandung-Melbourne Teken Kerja Sama di 5 Bidang

Bandung-Melbourne Teken Kerja Sama di 5 Bidang

Global
Mengenal Batalion Netzah Yehuda Israel yang Dilaporkan Kena Sanksi AS

Mengenal Batalion Netzah Yehuda Israel yang Dilaporkan Kena Sanksi AS

Global
Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com