Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemimpin Gereja Filipina Dituduh Ancam Wanita dengan ‘Hukuman Abadi' untuk Berhubungan Seks

Kompas.com - 21/11/2021, 05:30 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

MANILA, KOMPAS.com - Jaksa federal menuduh pemimpin sebuah gereja yang berbasis di Filipina memaksa berhubungan seks dengan wanita dan gadis di bawah umur dengan ancaman pelecehan dan "hukuman abadi."

AP melaporkan bahwa Apollo Carreon Quiboloy, 71 tahun, yang memproklamirkan diri sebagai "anak Tuhan," dan delapan lainnya telah disebut dalam dakwaan pengganti oleh dewan juri federal Kamis (18/11/2021).

Baca juga: Gara-gara Dipakai Banyak Turis Berhubungan Seks, Cagar Alam Ini Rusak

Quiboloy adalah kepala gereja Kerajaan Yesus Kristus, yang didirikan pada 1985. Gereja mengklaim memiliki 6 juta anggota di 200 negara, dengan pusat operasi AS di Van Nuys, Los Angeles. Tiga pejabat gereja yang berbasis di Los Angeles juga disebutkan dalam dakwaan.

Dakwaan tersebut menuduh Quiboloy dan yang lainnya merekrut perempuan dan anak perempuan, mulai dari usia 12 hingga 25 tahun, untuk bekerja untuknya sebagai "pastoral."

Mereka akan memasak dan bersih-bersih untuknya, serta bepergian bersamanya.

"Pastoral" yang bekerja "tugas malam" untuknya akan dipaksa berhubungan seks dengannya di bawah "ancaman pelecehan fisik dan verbal dan hukuman abadi," kata dakwaan.

Beberapa gadis yang melakukan "tugas malam" masih berusia 15 tahun.

Pekerja yang berhasil melarikan diri mengatakan kepada FBI bahwa mereka harus bekerja sepanjang tahun, dan akan disiksa secara fisik dan psikologis jika mereka tidak memenuhi kuota harian.

Menurut AP, Quiboloy diyakini berada di Filipina, dan siap menghadapi masalah hukum.

Baca juga: Jasad Anaknya Diperkosa di Kamar Mayat, Ibu Ini Tuntut Pimpinan Rumah Sakit Mundur

Dakwaan pengganti berisi serangkaian tuduhan, termasuk konspirasi, perdagangan seks anak-anak, perdagangan seks dengan paksa, penipuan dan paksaan, penipuan pernikahan, pencucian uang, penyelundupan uang tunai dan penipuan visa.

Quiboloy diyakini berada di Filipina, di mana kubunya mengatakan bahwa dia dan para pemimpin gereja yang dituduh lainnya siap menghadapi masalah hukum, meskipun mereka tidak menjawab tuduhan itu dalam sebuah pernyataan yang diunggah di situs web berita kelompoknya, SMNI News Channel.

"Kami yakin dan siap menghadapi apa pun yang dilemparkan terhadap pendeta Quiboloy dan para pemimpin kerajaan," kata pernyataan itu, yang dikaitkan dengan penasihat hukum gereja yang tidak disebutkan namanya.

Dia menuduh "pembangkang" mengajukan tuduhan untuk menghancurkan Quiboloy.

"Kami mempercayai proses keadilan dan kami tentu mengharapkan kebenaran menang dan kerajaan akan terus berkembang," tambahnya melansir Newsweek pada Jumat (19/11/2021).

Gereja mendukung pencalonan 2016 Presiden Filipina Rodrigo Duterte, teman dekat Quiboloy.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com