Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Es Batu Modern, Berawal dari Gurauan dan Pasien Sakit Kuning

Kompas.com - 12/11/2021, 18:04 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

KOMPAS.com - Kesegaran dan dingin lebih lama. Inilah fungsi dari es batu. Konsumsi minuman favorit tak lengkap tanpanya.

Es batu mutlak diperlukan. Bahkan tanpa es batu, rasa-rasanya minuman dengan rasa seistimewa apapun terasa kurang "menyengat".

Dilansir berbagai sumber, penggunaan es batu pertama kali dilakukan Bangsa India, Mesir, dan Iran pada abad ke-12.

Memakai teknik rapid evaporation, mereka membekukan air mengalir menjadi es batu.

Baca juga: Bikin Es Batu dengan Kandungan Khusus demi Atasi Masalah Kulit Wajah

Bangsa Iran menggunakan yakh-cal, yakni bangunan tinggi yang berfungsi mendinginkan es dan menyimpan makanan.

Maka dari itu, saat itu, es batu sudah seperti barang langka nan mewah karena hanya bisa dinikmati para elite dengan kelas sosial tinggi.

Roma dan Yunani juga membangun gedung-gedung besar khusus untuk menyimpan es batu.

Baca juga: Manfaat Es Batu untuk Berbagai Masalah Kulit Wajah

Memasuki tahun 1800-an, es batu semakin gencar dipakai sebagai bahan pelengkap konsumsi minuman.

Tercatat, Frederic dan William Tudor jadi sosok pertama yang membangun industri es batu.

William awalnya menemukan ide bisnis ini saat bergurau menjual es batu. Dia akan mengambil es dari kolam beku untuk dijual kepada para tentara yang berperang.

Gurauan berganti keseriusan. Frederic lantas mengambil es batu dari kolam-kolam yang membeku dan dikirim ke Hindia Barat, Eropa, dan wilayah lainnya.

Baca juga: Harus Tahu, Manfaat Meletakkan Es Batu pada Tanaman Anggrek

Karena hal ini, Frederic mendapat julukan sebagai “Raja Es”.

John Gorrie, fisikawan asal AS, lantas menemukan kotak es batu untuk pertama kalinya.

Ia menciptakan kotak es untuk memproduksi es batu yang bisa digunakan untuk mendinginkan pasien demam kuning.

Inilah cikal bakal freezer modern.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com