Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dalai Lama Kritik Pemimpin China yang Dinilainya Terlalu Mengontrol

Kompas.com - 11/11/2021, 19:31 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

BEIJING, KOMPAS.com - Pemimpin Tibet dalam pengasingan Dalai Lama mengatakan para pemimpin China tidak "memahami adanya keberagaman budaya di dunia" dan mengatakan kontrol ketat yang dilakukan Partai Komunis China bisa berbahaya.

Pemimpin Tibet berusia 86 tersebut hari Rabu (10/11/2021) juga mengatakan dia akan tetap berada di pengasingan di India, tempat ia bermukim sejak tahun 1959.

Sebagai pemimpin agama Buddha Tibet, Dalai Lama juga mengatakan tidak tidak akan terlibat dalam 'politik yang rumit' antara China yang dikuasai oleh Partai Komunis yang ateis dengan Taiwan kawasan yang memiliki aliran Buddha.

Baca juga: Dalai Lama: Pemimpin Spiritual Tibet yang Diasingkan ke India

Berbicara dalam acara online yang diselenggarakan oleh Tokyo Foreign Correspondents Club, Dalai Lama mengatakan dia tidak memiliki rencana untuk bertemu dengan Presiden China Xi Jinping dan juga menolak memberikan komentar mengenai rencana Xi Jinping untuk terus berkuasa setelah masa jabatan lima tahun ketiganya selesai.

"Para pemimpin China, mereka tidak memahami berbagai budaya yang berbeda," katanya.

"Dalam realitasnya, terlalu banyak kuasa buruk bagi masyarakat."

China dalam beberapa tahun terakhir semakin meningkatkan usaha untuk mengatur seluruh agama di sana dan meningkatkan usaha melakukan asimilasi budaya dengan sasaran warga Tibet, warga Muslim Uighur dan kelompok minoritas lainnya.

Dalai Lama mengatakan terlalu besarnya kontrol sosial di China buruk dampaknya bagi warga.ABC NEWS/ISABELLA HIGGINS via ABC INDONESIA Dalai Lama mengatakan terlalu besarnya kontrol sosial di China buruk dampaknya bagi warga.
Dalai Lama mengatakan dia tidak mau terlibat dalam 'masalah politik lokal' namun mendedikasikan hidupnya untuk membantu 'para saudara' baik di Taiwan maupun di China Daratan.

"Situasinya agak rumit," katanya.

"Kadang saya merasa bahwa sebagai pendeta Buddha sederhana seperti saya, saya tidak ingin terlibat dalam politik yang rumit," katanya sambil tertawa.

Dalai Lama sudah mundur dari politik sejak tahun 2011 namun masih menjadi kekuatan utama dalam usaha mempertahankan tradisi dan budaya Tibet.

China menuduhnya sebagai pejuang kemerdekaan Tibet dan sudah tidak menjalankan kontak dengan perwakilan Dalai Lama selama lebih dari 10 tahun.

Dalai Lama mengatakan dia hanya memperjuangkan adanya otonomi lebih besar untuk Tibet dan perlindungan bagi budaya Buddha di sana.

Baca juga: Dalai Lama Terima Dosis Pertama Covid-19, Desak Semua Orang Divaksin

Juru bicara Departemen Luar Negeri China, Wang Wenbin, mengatakan pintu dialog dengan Dalai Lama 'tetap terbuka' tapi tidak akan mendiskusikan status Tibet.

"Yang harus dilakukan dari pihak Dalai Lama adalah menghentikan posisi untuk memecah belah China, menghentikan kegiatan pemisahan diri dan melakukan tindakan nyata untuk mendapatkan kembali kepercayaan dari pemerintah pusat dan warga China," kata Wang dalam jumpa pers harian hari Rabu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com