JENEWA, KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia memperingatkan 500.000 orang bisa meninggal dalam tiga bulan ke depan di Eropa dan Asia Tengah, karena kasus Covid-19 kembali naik.
Direktur WHO untuk kawasan Eropa, Hans Kluge mengatakan Eropa saat ini menjadi pusat penyebaran kasus Covid-19 dengan meningkatnya kasus.
Jumlah pasien Covid-19 yang harus dirawat di rumah sakit dan angka kematian kembali naik.
Baca juga: Kasus Covid-19 Melonjak 50 Persen, Eropa Jadi Episentrum Pandemi Lagi
"Jumlah kasus kembali hampir mencapai rekor sebelumnya dan kecepatan penularan kasus sangat mengkhawatirkan," kata Hans.
"Selama empat pekan terakhir, Eropa mengalami kenaikan lebih dari 55 persen kasus baru Covid-19."
"Sekarang ada lebih banyak kasus di Uni Eropa, 78 juta, lebih banyak dari kasus gabungan di Asia Tenggara, Timur Tengah, Pasifik Barat, dan Afrika."
Kawasan Eropa yang mengalami peningkatan adalah seluruh negara Uni Eropa, Inggris, kemudian Rusia, Turki, Israel dan beberapa negara bekas Uni Soviet, seperti Kazakhstan, Kyrgyzstan, Tajikistan, Turkmenistan dan Uzbekistan.
Jumlah warga yang harus mendapat perawatan di rumah sakit juga meningkat lebih dari dua kali lipat dalam sepekan terakhir.
According to one reliable projection, if we stay on this trajectory, we could see another half a million #COVID19 deaths in the Region by the first of February next year...
— WHO/Europe (@WHO_Europe) November 4, 2021
Bila kecenderungan ini terus berlanjut, Hans memperingatkan jumlah kematian di Eropa dan Asia Tengah bisa bertambah hingga 500.000 orang di bulan Februari 2022.
Pekan ini WHO melaporkan peningkatan kasus Covid-19 di Eropa sudah terjadi selama lima pekan berturut-turut, dengan kenaikan terjadi di semua kelompok usia.
Menurut Hans penyebabnya adalah jangkauan wilayah vaksinasi yang belum memadai, serta dilonggarkannya protokol kesehatan dan jarak.
Hans mengatakan negara-negara di Eropa tersebut memiliki tingkat vaksinasi yang berbeda, namun rata-rata tingkat vaksinasi dua dosis adalah 47 persen.
Hanya delapan negara yang sudah mencapai tingkat vaksinasi 70 persen, dengan dua negara masih berada di bawah 10 persen.
"Di negara dengan tingkat vaksinasi rendah, seperti di banyak negara di kawasan Laut Baltik, Eropa Tengah dan Utara, serta Semenanjung Balkan, jumlah warga yang harus dirawat di rumah sakit tinggi," katanya.