Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika China Perang Lawan Taiwan, Apa yang Akan AS Lakukan?

Kompas.com - 31/10/2021, 15:00 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

TAIPEI, KOMPAS.com - Konflik China dan Taiwan sedang memanas belakangan ini, dan Amerika Serikat (AS) sebagai sekutu Taipei ikut disorot pergerakannya.

Lalu jika China perang lawan Taiwan, apa yang akan dilakukan AS untuk menanggapinya?

Berikut adalah prediksi para pakar yang dihimpun oleh AFP, Kamis (28/10/2021).

Baca juga: Biden Salah Ucap soal Taiwan, Timbulkan Kekhawatiran di China dan Asia

Pasukan China ketika berlatih menduduki pantai di Fujian. Latihan perang itu terjadi setelah ketegangan Beijing dan Taiwan terus meningkat.PLA DAILY/TELEGRAM via RT Pasukan China ketika berlatih menduduki pantai di Fujian. Latihan perang itu terjadi setelah ketegangan Beijing dan Taiwan terus meningkat.
Apa posisi China, Taiwan, dan AS?

Pemerintah komunis China menganggap Taiwan sebagai wilayah yang tinggal menunggu waktu untuk reunifikasi, dengan paksa jika perlu.

Pada 1949 nasionalis Kuomintang melarikan diri ke Taiwan setelah kalah perang saudara di China daratan.

Taiwan, pulau yang kini berpenduduk 24 juta orang, sejak itu berubah menjadi demokrasi yang dinamis dan pusat teknologi utama.

Banyak orang termasuk Presiden Tsai Ing-wen menegaskan identitas Taiwan yang terpisah dengan China.

AS sempat mengalihkan pengakuan dari Taipei ke Beijing pada 1979, karena menyimpulkan Kuomintang tidak akan pernah merebut kembali China daratan, yang sekarang berkembang menjadi salah satu kekuatan utama dunia dan saingan utama Washington.

Kongres AS pada 1979 mengharuskan Amerika Serikat menyediakan senjata kepada Taiwan untuk pertahanan diri, tetapi Washington masih bersikap ambigu apakah akan membela Taiwan jika terjadi invasi.

Baca juga: Di Hari Nasional Taiwan Tsai Ing-wen Bersumpah Tak Akan Tunduk pada Tekanan China

Mengapa hubungan China dan Taiwan memanas?

Presiden Xi Jinping menegaskan nasionalisme China, dan setelah demo Hong Kong pecah dia menekan tajam kebebasan di wilayah itu, yang dijanjikan sistem terpisah sebelum diserahkan oleh Inggris.

Seorang demonstran ditahan oleh polisi dekat Polytechnic University di distrik Hung Hom, Hong Kong, pada 18 November 2019. Massa pro-demokrasi menduduki kampus tersebut dalam tiga hari terakhir, dan memberikan perlawanan kepada polisi yang mengepungnya.AFP/ANTHONY WALLACE Seorang demonstran ditahan oleh polisi dekat Polytechnic University di distrik Hung Hom, Hong Kong, pada 18 November 2019. Massa pro-demokrasi menduduki kampus tersebut dalam tiga hari terakhir, dan memberikan perlawanan kepada polisi yang mengepungnya.
"Penghancuran drastis Beijing terhadap model itu di Hong Kong berdampak signifikan pada sikap banyak orang di Taiwan, bahkan di antara mereka yang sebelumnya mungkin mendukung hubungan budaya lintas-selat atau ekonomi yang lebih dekat," kata Carl Minzner, anggota senior di Council on Foreign Relations (Dewan Hubungan Luar Negeri).

Tsai Ing-wen menang pemilu Taiwan lagi dengan mudah tahun lalu di tempat yang dulunya merupakan populasi yang sangat terbagi.

China kemudian meningkatkan kegiatan militernya secara drastis dalam beberapa tahun terakhir, dan membuat rekor inkursi pesawat di dekat Taiwan pada awal Oktober 2021.

Baca juga: Rekor Lagi, China Terbangkan 56 Pesawat Militer ke Langit Taiwan


Apa tujuan China tentang Taiwan?

Kekhawatiran berkembang di Amerika Serikat bahwa Beijing sedang mempersiapkan invasi skala penuh ke Taiwan, tetapi banyak ahli menyebut ketakutan itu berlebihan.

"Tahun lalu, ada pengakuan bahwa militer China sudah atau hampir mencapai kemampuan untuk menyerang dan mengendalikan Taiwan," ujar Bonnie Glaser, direktur Asia di German Marshall Fund Amerika Serikat.

Halaman Berikutnya
Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com