KOMPAS.com - Perannya sentral sekaligus kontroversial. Di masa Perang Dunia II, dia membawa Jepang ke situasi baru yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Dialah Kaisar Hirohito (1901-1989), yang dikenal secara anumerta sebagai Showa.
Hirohito adalah kaisar Jepang selama Perang Dunia II dan raja terlama di Jepang dalam sejarah.
Baca juga: Kaisar Hirohito: Kaisar Terlama Jepang dan Renik Sejarahnya
Dilansir Atomic Heritage, Hirohito lahir di Tokyo pada masa pemerintahan kakeknya, kala masa transformatif di Jepang yang dikenal sebagai Periode Meiji.
Ayahnya naik tahta pada tahun 1912. Ia menikah pada tahun 1924 dan menjadi kaisar pada tahun 1926, setelah menjadi wali untuk ayahnya.
Kaisar dianggap oleh banyak orang sebagai sosok dewa, sebuah ideologi yang didukung sekte Buddha dan Shinto di Jepang.
Bangsa dan ras Jepang juga dipandang sebagai pilihan dan perlindungan ilahi, atau dikenal dengan konsep "Kodo".
Kodo mempromosikan subordinasi individu kepada negara dan mendorong ekspansi imperialis.
Pemerintah Hirohito menganjurkan filosofi ini selama Perang Dunia II, termasuk mengajarkannya di sekolah.
Baca juga: Mengapa Kaisar Hirohito Tidak Diadili?
Hirohito akhirnya memimpin invasi ke Cina, masuk gelanggang Perang Dunia II, pengeboman Pearl Harbor, dan menyerah kepada Sekutu.
Hirohito juga disebut bertanggung jawab atas beberapa kejahatan yang lebih mengerikan yang dilakukan militer Jepang.
Kantor kaisar tampaknya menandatangani penggunaan senjata kimia selama perang di China.
Dia juga tahu tentang perlakuan buruk terhadap tawanan perang dan tentang pembunuhan warga sipil di Nanking.
Tetapi Hirohito tidak melakukan apa pun untuk menghentikan praktik atau menghukum para pemimpin militer.
Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Hirohito, Kaisar Terlama di Jepang
Sesudah masa-masa penuh kegelapan itu, Hirohito akhirnya mulai melunak. Bom Hiroshima dan Nagasaki mengubah Jepang dan segalanya.
Segera setelah perang, Hirohito meninggalkan keilahian kaisar dan menandatangani konstitusi baru yang dirancang oleh AS.
Dia mengunjungi Hiroshima pada tahun 1947 dan terus meratapi kematian di dua kota itu di depan umum sepanjang hidupnya.
Dia juga mengungkapkan beberapa penyesalan atas perannya dalam perang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.