Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Menyerahnya Raja Bandit India yang Sangat Ditakuti

Kompas.com - 28/10/2021, 13:35 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

KOMPAS.com - Pada awal 1980-an, fotografer India bernama Prashant Panjiar melintasi kawasan tandus di India bagian tengah dan mencatat kehidupan para bandit di negara itu.

Sebagian besar bandit tinggal dan beroperasi di wilayah Chambal, Negara Bagian Madhya Pradesh.

Penulis pemenang Penghargaan Pulitzer, Paul Salopek, menggambarkan wilayah itu sebagai zona terlarang di perbukitan curam dan sungai berlumpur, yang dipenuhi dengan preman, perampok, pembunuh, gangster - berjuluk dacoit (sebutan untuk kelompok perampok bersenjata di India).

Baca juga: Kabuki-mono: Bandit Nyentrik Gila pada Zaman Kuno Jepang

Setelah berbulan-bulan pencarian, Panjiar dan dua rekan jurnalisnya berhasil bertemu Malkhan Singh di Chambal pada Mei 1982. Singh dikenal sebagai "raja bandit" India.

Sejatinya ada sejumlah bandit lain di Negara Bagian Uttar Pradesh. Setahun lalu, Phoolan Devi, seorang bandit perempuan, menjadi terkenal karena membantai 22 laki-laki kasta tertinggi Hindu. Dia membantai para pria itu pada Hari Valentine untuk membalas pemerkosaan beramai-ramai yang dialami dirinya.

Tapi di Chambal, Malkhan Singh dan gengnya adalah yang paling ditakuti. Mereka bepergian dengan berjalan kaki dan tinggal di kamp-kamp darurat di ngarai yang curam dan sempit.

Pada puncak kejayaannya selama 13 tahun merampok, geng Singh mengeklaim telah merekrut hingga 100 orang, sampai-sampai saingannya menobatkan dia sebagai "raja bandit". Pada 1982, polisi mendata 94 kasus yang melibatkan geng Singh, termasuk perampokan bersenjata, penculikan, dan pembunuhan.

Singh sendiri, menurut berbagai laporan, masuk daftar buron. Siapapun yang berhasil menangkap Singh bakal dihadiahi 70.000 rupee. Pada masa sekarang, 70.000 rupee bernilai sekitar Rp 13 juta. Tetapi pada saat itu 70.000 rupee bernilai hampir Rp 113 juta. Pemerintah juga meminta Singh untuk menyerahkan senjata.

Baca juga: Bandit Nigeria Bunuh Polisi lalu Culik 80 Siswa Sekolah

Pada musim panas 1982, fotografer Prashant Panjiar dan dua rekannya, Kalyan Mukherjee dan Brijraj Singh, terlibat dalam negosiasi antara pemerintah Negara Bagian Madhya Pradesh dan geng Singh agar kelompok bandit itu mau menyerahkan diri. Mereka lantas berencana bertemu Singh.

Geng pimpinan Malkhan Singh bergerak ke pinggiran suatu desa yang dinyatakan sebagai tempat aman untuk menyerahkan diri.PRASHANT PANJIAR via BBC INDONESIA Geng pimpinan Malkhan Singh bergerak ke pinggiran suatu desa yang dinyatakan sebagai tempat aman untuk menyerahkan diri.

"Saya harus menghabiskan beberapa hari dengan geng itu. Saya senang menjadi 'sandera' - jaminan mereka agar tidak dikhianati - asalkan saya bisa mendapatkan foto yang saya inginkan," kata Panjiar.

Dia pertama kali bertemu geng Singh di Chambal saat malam tiba.

Panjiar mengingatnya sebagai seorang laki-laki jangkung dan kurus dengan kumis melintang, cukup pendiam, serta membawa senapan buatan AS.

"Dia adalah pria yang tidak banyak bicara, tetapi egois dan sangat dihormati," kata Panjiar.

Baca juga: Bandit Nigeria Bebaskan 53 Orang yang Diculik di Bus, Korban dari Sekolah Masih Hilang

Geng Singh, yang saat itu beranggotakan sekitar 20 orang, berpindah dari satu lokasi ke lokasi lain pada malam hari. Mereka membawa barang-barang seperti kasur gulung, senjata, beberapa terpal untuk perlindungan dari hujan, dan ransum sederhana.

Mereka tidur di tempat terbuka. Panjiar mengatakan seorang anggota geng membawa AK-47, sementara yang lain membawa karabin dan senapan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com