Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lolos dari Bom Atom Hiroshima, Sunao Tsuboi Meninggal karena Anemia

Kompas.com - 27/10/2021, 23:53 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber BBC,CNA

TOKYO, KOMPAS.com - Sunao Tsuboi yang selamat dari bom atom Hiroshima dan juru kampanye terkemuka untuk pelucutan senjata nuklir dunia meninggal karena anemia di usia 96 tahun.

AFP melaporkan bahwa Tsuboi "meninggal pada Sabtu karena anemia", kata seorang pejabat dari Nihon Hidankyo, sebuah kelompok yang mewakili para penyintas bom atom Hiroshima dan Nagasaki, yang mana Tsuboi adalah pemimpin kuncinya.

Sunao Tsuboi meninggalkan dua putri dan seorang putra, menurut laporan media AP.

Baca juga: 6 Agustus dalam Sejarah: Tragedi Bom Atom di Hiroshima pada 1945

Ada 127.755 orang yang selamat dari kedua serangan bom atom itu dan usia rata-rata mereka adalah 84 tahun, menurut kementerian kesehatan.

Tsuboi termasuk di antara segelintir orang yang selamat dari bom atom Hiroshima yang terjadi pada 6 Agustus 1945.

Tsuboi sedang dalam perjalanan ke sekolah teknik ketika serangan bom atom pertama diluncurkan oleh Amerika Serikat, mengubah kota metropolitan Hiroshima yang ramai menjadi neraka.

"Saya menderita luka bakar di sekujur tubuh saya," katanya kepada AFP pada 2016 dan Kompas.com mengutip dari CNA pada Rabu (27/10/2021).

"Dengan telanjang, saya mencoba melarikan diri selama sekitar tiga jam pada 6 Agustus, tetapi akhirnya tidak bisa lagi berjalan," terangnya.

Kemudian dia yang saat itu berusia 20 tahun, dia mengambil sebuah batu kecil dan menulis di tanah "Tsuboi mati di sini", sekejab kemudian ia kehilangan kesadaran dan bangun beberapa minggu kemudian.

Baca juga: Kisah Perang: Derita Tiada Tara Hibakusha, Penyintas Bom Atom Hiroshima-Nagasaki

Dia kemudian mengalami kanker dan penyakit lainnya, tetapi ia mampu menjadi advokat terkemuka untuk korban bom atom dan juru kampanye seumur hidup untuk dunia bebas nuklir.

Tsuboi melanjutkan hidup dengan mengajar matematika di sekolah-sekolah Jepang, memberitahu anak-anak tentang pengalamannya selama perang.

Murid-murid menjulukinya "Tuan Pikadon" (Tuan Flash-Boom), katanya dalam sebuah wawan, seperti yang dikutip dari BBC pada Rabu (27/10/2021).

"Saya bisa mentolerir kesulitan demi kebahagiaan manusia. Saya mungkin mati besok, tapi saya optimis. Saya tidak akan pernah menyerah. Kami tidak menginginkan senjata nuklir," katanya.

Sekitar 140.000 orang tewas dalam serangan bom atom Hiroshima, termasuk mereka yang selamat dari ledakan, tetapi meninggal segera setelah terkena radiasi.

Tiga hari setelah serangan di Hiroshima, AS menjatuhkan bom atom lagi di kota pelabuhan Nagasaki, menewaskan sekitar 74.000 orang dan menyebabkan berakhirnya Perang Dunia II, karena seketika Jepang menyerah tanpa syarat ke Sekutu.

Baca juga: 75 Tahun Peringatan Bom Atom Hiroshima dan Nagasaki, AS Belum Mau Minta Maaf

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com