Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

26 Oktober 1979: Terbunuhnya Presiden Korea Selatan Park Chung Hee

Kompas.com - 26/10/2021, 07:25 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Britannica

KOMPAS.com - Park Chung Hee lahir pada 30 September atau 14 November 1917 di Kumi, provinsi Kyongsang Utara, Korea.

Dia meninggal secara tragis pada 26 Oktober 1979, di Seoul, Korea Selatan, akibat dibunuh.

Dilansir Britannica, jenderal dan politisi Korea Selatan ini menjadi presiden Republik Korea Selatan dari tahun 1963 sampai kematiannya.

Baca juga: Pembunuhan Pemimpin Taliban Rusak Upaya Damai

Pemerintahannya selama 18 tahun disebut menghasilkan ekspansi ekonomi yang sangat besar.

Meski begitu kebebasan sipil dan kebebasan politik terasa dikorbankan.

Lahir dari keluarga pedesaan yang miskin, Park lulus studi pada tahun 1937 dengan pujian tertinggi dari Sekolah Taegu.

Setelah itu, ia mengajar sekolah dasar dan ikut akademi militer Jepang.

Park menjabat letnan dua di tentara Jepang selama Perang Dunia II dan menjadi perwira tentara Korea ketika negaranya sudah bebas dari Jepang.

Baca juga: Badan Intelijen Israel Telah Gagalkan 160 Upaya Pembunuhan Pemimpin Arab

Ia diangkat menjadi brigadir jenderal pada 1953, di masa Perang Korea (1950-1953) dan dipromosikan menjadi jenderal pada tahun 1958.

Pada 16 Mei 1961, ia memimpin kudeta militer yang menggulingkan Republik Kedua.

Dia tetap menjadi pemimpin junta sampai dua tahun kemudian, ketika memenangkan masa pertama dari tiga masa jabatannya sebagai presiden Republik Ketiga.

Park mempertahankan kebijakan demokrasi terpimpin, dengan pembatasan kebebasan pribadi, penindasan pers dan partai oposisi, dan kontrol atas sistem peradilan dan universitas.

Baca juga: Buat Perubahan Aturan, Korea Utara Siapkan Rencana Masa Depan Tanpa Kim Jong Un?

Dia mengorganisir dan memperluas Badan Intelijen Pusat Korea (KCIA/Badan Intelijen Nasional), yang menjadi agen represi politik yang sangat ditakuti.

Park mengklaim bahwa semua tindakannya diperlukan untuk memerangi komunisme. Dalam urusan luar negeri, ia melanjutkan hubungan dekat dengan Amerika Serikat.

Park bertanggung jawab atas “keajaiban ekonomi” Korea Selatan. Program yang diprakarsainya menjadikan negaranya sebagai salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia.

Baca juga: AS Desak Korea Utara Berhenti Memprovokasi dan Terima Tawaran Dialog

Pada 17 Oktober 1972, Park mendeklarasikan hukum militer, dan satu bulan kemudian ia memasang rezim otoriter yang represif, yakni ordo Yushin (“Reformasi Revitalisasi”).

Konstitusi baru memberinya kekuasaan besar. Dia tumbuh semakin keras terhadap pembangkang politik.

Pada 1979, Park memecat pemimpin oposisi populer Kim Young Sam dari Majelis Nasional.

Ini memunculkan kerusuhan dan demonstrasi yang parah di Korea.

Baca juga: Ribuan Pekerja Korea Selatan Unjuk Rasa Pakai Kostum Squid Game, “Perjuangannya Mirip”

Park lantas dibunuh oleh teman seumur hidupnya, Kim Jae Kyu, kepala KCIA, pada 26 Oktober yang kelabu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Britannica
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com