Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Utusan AS: Uji Coba Rudal Korea Utara Mengkhawatirkan

Kompas.com - 24/10/2021, 10:17 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

SEOUL, KOMPAS.com – Uji coba rudal balistik terbaru yang dilakukan Korea Utara mengkhawatirkan dan kontraproduktif terhadap upaya mengurangi ketegangan.

Pernyataan tersebut disampaikan utusan AS untuk Korea Utara, Sung Kim, pada Minggu (24/10/2021) setelah bertemu dengan mitranya dari Korea Selatan di Seoul.

Sung Kim mengatakan, AS berkomitmen untuk mengeksplorasi diplomasi yang berkelanjutan dan substantif dengan Korea Utara.

Baca juga: Korea Utara Sindir Reaksi AS Berlebihan Tanggapi Uji Coba Rudal Baru-Baru Ini

“Tujuan kami tetap pada denuklirisasi lengkap di semenanjung Korea,” kata Sung Kim sebagaimana dilansir Reuters.

“Itulah mengapa uji coba rudal balistik Pyongyang terbaru, salah satu dari beberapa uji coba dalam enam pekan terakhir, mengkhawatirkan dan kontraproduktif untuk membuat kemajuan menuju perdamaian abadi di semenanjung Korea,” sambungnya.

Sung Kim menuturkan, peluncuran rudal balistik yang dilakukan Korea Utara melanggar beberapa resolusi Dewan Keamanan PBB.

Selain itu, peluncuran tersebut juga menimbulkan ancaman bagi tetangga-tetangga Korea Utara dan masyarakat internasional.

Baca juga: Korea Utara Sebut AS Bereaksi Berlebihan soal Uji Coba Rudal Balistik Terbaru

“Kami meminta DPRK (nama resmi Korea Utara) untuk menghentikan provokasi ini dan kegiatan destabilisasi lainnya,” kata Sung Kim.

“Kami tetap siap untuk bertemu dengan DPRK tanpa prasyarat dan kami telah menjelaskan bahwa AS tidak memiliki niat bermusuhan terhadap DPRK,” imbuhnya.

Sementara itu, utusan nuklir Korea Selatan Noh Kyu-duk mengatakan, pembicaraan dengan Kim telah mencakup diskusi serius mengenai proposal Seoul.

Proposal tersebut berisi rencana untuk secara resmi mengakhiri Perang Korea. Secara teknis, baik Korea Utara dan Korea Selatan masih dalam keadaan perang karena hanya diakhiri oleh gencatan senjata.

Perang Korea yang meletus pada 1950 dan berakhir dengan gencatan senjata pada 1953 belum diakhiri dengan perjanjian damai hingga sekarang.

Baca juga: AS Mengaku Tidak Tahu Cara Menghadapi Rudal Hipersonik China dan Rusia

Halaman:
Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com