DUBAI, KOMPAS.com – Perekonomian Afghanistan bisa saja runtuh lebih cepat dari yang diprediksi dan membuat negara itu jatuh ke dalam krisis politik baru.
Prediksi tersebut disampaikan Menteri Kerja Sama Pembangunan Internasional Swedia Per Olsson Fridh kepada Reuters di Dubai, Sabtu (23/10/2021).
Afghanistan terperosok ke dalam krisis menyusul runtuhnya pemerintah yang didukung Barat pada Agustus pasca-Taliban mengambil alih Kabul.
Baca juga: Rencana Badan PBB Kembalikan Mata Pencaharian Warga Afghanistan
“Kekhawatiran saya adalah bahwa negara itu berada di ambang kehancuran dan keruntuhan yang lebih cepat dari yang kita duga,” kata Fridh.
Dia juga memperingatkan, perekonomian yang terjun bebas bisa membuka kesempatan bagi kelompok-kelompok teror untuk berkembang.
Sejak Taliban kembali menguasai Kabul, sebanyak 27 negara Uni Eropa, termasuk Swedia, meningkatkan bantuan kemanusiaan ke Afghanistan.
Namun, negara-negara tersebut menghentikan bantuan dana pembangunannya.
Baca juga: Ledakan Terjadi di Afghanistan, Kabul Mati Listrik
Pada Jumat (22/10/2021) Palang Merah mendesak komunitas internasional untuk terlibat dengan Taliban.
Palang Merah memperingatkan, pihaknya hanya dapat memberikan solusi dalam jangka pendek.
Fridh menuturkan, Swedia tengah mempertimbangkan untuk meningkatkan upaya melalui kelompok masyarakat sipil Afghanistan untuk mengamankan kebutuhan pokok.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.