Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arab Saudi Berambisi Capai Nol Emisi Karbon pada 2060

Kompas.com - 23/10/2021, 15:16 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

RIYADH, KOMPAS.com – Arab Saudi, negara pengekspor minyak bumi utama dunia, berambisi mencapai nol emisi karbon pada 2060.

Target tersebut disampaikan Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS) dalam rekaman pidato yang ditayangkan di Saudi Green Initiative pada Sabtu (23/10/2021).

Pidato tersebut disampaikannya menjelang pertemuan iklim tingkat tinggi, COP26, di Glasgow, Skotlandia, mulai 31 Oktober hingga 12 November.

Baca juga: Wanita Ini Jadikan Anjingnya Vegetarian Demi Kurangi Emisi Karbon

“Kerajaan Arab Saudi bertujuan untuk mencapai nol emisi pada 2060 di bawah program sirkular ekonomi karbon sesuai dengan rencana pembangunan kerajaan,” kata MBS.

Dia menambahkan, target tersebut akan direalisasikan sambil mempertahankan peran Arab Saudi di kancah perminyakan global sebagaimana dilansir Reuters.

MBS juga menuturkan, melalui Saudi Green Initiative, Arab Saudi bertujuan untuk mengeliminasi 278 juta ton emisi karbon per tahun, naik dari target sebelumnya yakni 130 juta ton.

Reuters melaporkan, Arab Saudi adalah salah satu peratifikasi Paris Agreement yang berjanji mencegah kenaikan suhu global sebesar 1,5 derajat Celsius.

Baca juga: Emisi Masih Meningkat, Aksi Iklim Negara G20 Menjauh dari Ambang Batas 1,5 Derajat Celsius

Pada Sabtu, Riyadh juga menetapkan rincian nationally determined contribution (NDC) terbaru untuk Paris Agreement.

Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa juga ingin Arab Saudi bergabung dengan inisiatif global untuk memangkas emisi metana hingga 30 persen pada 2030.

Utusan iklim AS John Kerry dikabarkan bakal menghadiri pertemuan tingkat tinggi yang membahas isu lingkungan di Timur Tengah yang lebih luas pada Senin (25/10/2021) di Riyadh.

Pada Maret, Arab Saudi berjanji untuk mengurangi emisi karbonnya lebih dari 4 persen dari kontribusi global.

Baca juga: Tak Hanya Mobil Listrik, Bahan Bakar Nabati Juga Penting Turunkan Emisi

Negara tersebut juga memiliki target yakni energi terbarukan berkontribusi 50 persen terhadap kebutuhan energinya. Arab Saudi juga akan menanam miliaran pohon di daerah gurun.

Pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) terbesar Arab Saudi mulai menghasilkan listrik pada Agustus.

Megaproyek lain, seperti kota futuristik Neom, juga menggabungkan rencana energi hijau, termasuk pembangkit hidrogen senilai 5 miliar dollar AS.

Baca juga: Sumbang Emisi Terbesar, PLTU Batu Bara Harus Dipensiunkan Lebih Cepat

Kritik

Terlepas dari target-target yang telah ditetapkan, Arab Saudi masih dikritik karena bertindak terlalu lambat dalam mengatasi perubahan iklim.

Climate Action Tracker bahkan memberi Arab Saudi peringkat yang sangat buruk yakni “sangat tidak memadai".

Perekonomian kerajaan juga masih sangat bergantung pada pendapatan dari minyak. Para pejabat Arab Saudi berpendapat, dunia akan terus membutuhkan minyak mentah selama beberapa dekade mendatang.

Di sisi lain, para ahli mengatakan masih terlalu dini untuk mengetahui efek dari proyek pengembangan energi surya dan angin Arab Saudi yang baru lahir.

Baca juga: Pajak Karbon Penting untuk Menekan Pertumbuhan Emisi Gas Rumah Kaca

Beberapa investor juga menyatakan keprihatinan atas carbon footprint alias jejak karbon yang masih dihasilkan oleh kerajaan.

Sementara itu, beberapa pihak menyebut, tingkat karbon dari per barel minyak yang dihasilkan Arab Saudi adalah yang paling sedikit.

Beberapa orang juga menyebutkan bahwa MBS serius mengenai diversifikasi perekonomian kerajaan.

“Jelas jejak karbon adalah masalah. Namun, kami akan menyoroti bahwa secara realistis karbon akan cukup lama untuk dihapus, dan minyak masih akan ada untuk beberapa waktu,” kata Tim Ash dari BlueBay Asset Management.

Baca juga: Upaya Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Harus Lebih Ambisius

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com