Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil Juan Carlos I, Mantan Raja Spanyol

Kompas.com - 23/10/2021, 11:49 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Britannica

KOMPAS.com - Mantan Raja Spanyol Juan Carlos, punya nama lengkap yang panjang: Juan Carlos Alfonso Victor María de Borbon y Borbon.

Tak hanya nama aslinya yang panjang, tapi juga perjalanan hidupnya. Pria kelahiran Roma, 5 Januari 1938 ini menjadi raja Spanyol dari 1975 hingga 2014.

Ia naik takhta Spanyol dua hari setelah kematian Francisco Franco. Juan Carlos berperan penting dalam transisi damai Spanyol menuju demokrasi.

Baca juga: Libido Tinggi, Gairah Seks Mantan Raja Spanyol Juan Carlos Sempat Jadi Masalah Negara

Dilansir Britannica, Juan Carlos adalah cucu raja terakhir, Alfonso XIII, yang meninggalkan Spanyol pada tahun 1931.

Alfonso XIII meninggal di pengasingan 10 tahun kemudian, setelah melepaskan haknya pada putra ketiganya, Don Juan.

Don Juan menikah dengan María de las Mercedes de Borbón y Orleans, dan putra sulung mereka adalah Juan Carlos.

Juan Carlos menghabiskan tahun-tahun awalnya di Italia. Dia pertama kali datang ke Spanyol pada tahun 1947 untuk pendidikannya.

Pada tahun 1955 Juan Carlos memasuki Akademi Militer Umum di Zaragoza dan kemudian menghadiri Sekolah Militer Angkatan Laut di Marín di Pontevedra, Akademi Umum Udara di San Javier di Murcia, dan Universitas Madrid.

Baca juga: Mantan Raja Spanyol Juan Carlos Disuntik Hormon Wanita untuk Menekan Gairah Seks

Juan Carlos menikah di Athena pada 14 Mei 1962 dengan Putri Sophia dari Yunani, putri Raja Paul. Mereka memiliki dua putri, Elena dan Cristina, dan seorang putra, Felipe.

Undang-undang Francoist 1947 menghapus republik dan menetapkan Spanyol sebagai "monarki perwakilan," meskipun sepanjang sisa hidup Franco, Spanyol tetap tanpa raja yang berkuasa.

Pada 22 Juli 1969, Franco mengajukan kepada Cortes (parlemen) sebuah undang-undang yang menunjuk Juan Carlos sebagai calon raja Spanyol.

Meskipun Juan Carlos bersumpah setia kepada Gerakan Nasional Franco pada tahun 1969, ia menunjukkan prinsip-prinsip yang jauh lebih liberal dan demokratis setelah naik takhta pada 22 November 1975.

Baca juga: Mantan Raja Spanyol Juan Carlos Diduga Berada di Abu Dhabi di Tengah Skandal Korupsi

Dia mengangkat perdana menteri reformis Adolfo Suárez pada tahun 1976 dan mendorong kebangkitan partai politik dan amnesti untuk tahanan politik.

Pada tahun 1981, Juan Carlos menggarisbawahi kredensial demokrasinya dengan mengambil tindakan cepat untuk mengempiskan kudeta militer.

Kudeta ini mengancam akan menggulingkan demokrasi Spanyol yang baru lahir dan mengembalikan pemerintah ke garis reaksioner Franconian.

Dengan melakukan itu, ia mengasingkan sektor militer, tetapi mempertahankan keadaan demokrasi yang memungkinkan aksesi pemerintahan sosialis pada akhir tahun 1982.

Baca juga: Lorenzo dan Pedrosa Musuhan, Raja Juan Carlos pun Tak Bisa Mendamaikan

Pada tahun 1976, Juan Carlos menjadi raja Spanyol pertama yang mengunjungi Amerika, dan dua tahun kemudian ia melakukan yang pertama dari tiga kunjungan kenegaraannya ke China.

Sepanjang masa jabatannya sebagai raja, ia melakukan perjalanan ke luar negeri dalam banyak misi niat baik, termasuk perjalanan tahun 1985 ke Perancis.

Baca juga: Raja Spanyol Juan Carlos Akan Turun Takhta

Hingga, puluhan tahun kemudian, tepatnya pada 18 Juni 2014, ia secara resmi turun tahta dan menyerahkannya pada putranya, Felipe.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com