Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Kemalangan Ratu Maria Eleonora dan Kekejamannya pada Sang Putri

Kompas.com - 21/10/2021, 16:47 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Maria Eleonora adalah ratu dari Swedia yang dikenal cantik, malang, sekaligus kejam karena sikapnya yang menyianyiakan putri kandungnya, Putri Christina.

Bagaimana kisah Ratu Maria Eleonora dan kekejamannya pada Sang Putri? Berikut Kompas.com merangkum kisah hidup dan kekejaman Maria Eleonora, melansir dari berbagai sumber:

Baca juga: Ranavalona I, Ratu Paling Kejam dari Kerajaan Madagaskar

Siapa Maria Eleonora?

Pada 11 November 1599, Maria Eleonora lahir sebagai seorang putri Jerman dan permaisuri Swedia. Ayahnya, John Sigismund, adalah Elector of Brandenburg, dan ibunya, Anna, Duchess of Prussia.

Ibunya digambarkan sebagai orang yang dominan, dan dia mempraktikkan ortodoksi Lutheran yang ketat.

Semasa muda, Maria Eleonora tidak mengenyam pendidikan formal apa pun, tetapi menunjukkan kemampuan luar biasa dalam menyulam, menggambar, dan musik.

Pada 1620 di usia 21 tahun, Maria Eleonora menikah dengan raja Swedia Gustavus Adolphus (Raja Gustav II Adolf) yang saat itu berusia 26 tahun.

Pernikahan antara Maria Eleonora dan Raja Gustav II Adolf diatur oleh pengadilan Swedia dan keluarga pengantin wanita di Brandenburg.

Namun, tidak semua orang pada awalnya mendukung pernikahan mereka. Saudara laki-laki sang putri, George William, Adipati Prusia, khawatir pernikahan Maria Eleonora dan Raja Gustav II Adolf akan menyebabkan konflik dengan negara tetangga Polandia.

Sementara ibu Maria Eleonoa menyetujuinya rencana pernikahan tersebut. Kemudian Duchess Anna menulis surat kepada Ratu Christina, ibu Raja Gustav II Adolf, menggambarkan situasinya.

Baca juga: 10 Ratu Paling Kejam dalam Sejarah Dunia

Pernikahan Ratu Maria Eleonora

Ratu Christina justru sangat meyakinkan keluarga Maria Eleonora bahwa persatuan antara Brandenburg dan Swedia melalui pernikahan sangatlah bermanfaat.

Akhirnya pada 25 November 1620, Maria Eleonora dan Gustav II Adolf menikah di Stockholm.

Setelah menikah dengan Raja Gustav II Adolf, Ratu Maria Eleonora kemudian digambarkan sebagai ratu tercantik di Eropa.

Gustav II Adolf dan Maria Eleonora berbagi minat dalam arsitektur dan kecintaan pada musik. Maria Eleonora secara sentimental mengabdi kepada suaminya.

Para duta besar asing menganggap Ratu Maria Eleonora anggun dan cantik serta memiliki selera yang baik.

Setelah 6 bulan menikah, Maria Eleonora harus ditinggalkan oleh Raja Gustav II Adolf untuk memimpin pengepungan Riga, Latvia.

Saat itu, Maria Eleonora yang sangat menyukai hiburan dan makanan manis tersebut tengah mengandung anak pertama mereka.

Di kehamilan pertamanya, Maria Eleonora sangat mengalami kesulitan untuk menyesuaikan diri di lingkungan Swedia. Dia juga merindukan suaminya.

Baca juga: Kisah Giulia Tofana, Penjual Racun Kejam di Roma Era 1600-an

Kehamilan Ratu Maria Eleonora

Dalam sistem kehidupan kerajaan mana pun, tanggung jawab seorang ratu adalah melahirkan keturunan, terutama laki-laki.

Maria Eleonora sangat menginginkan melahirkan ahli waris laki-laki untuk Raja Gustav II Adolf.

Setahun setelah pernikahan mereka, Maria Eleonora mengandung bayi perempuan, tetapi keguguran.

Sejak saat itu, sang ratu mengalami sakit parah dengan kondisi emosional yang tidak stabil. Ia menunjukkan sikap histeria dan cemburuan.

Ia memiliki kondisi yang sangat tidak biasa bagi seorang ratu pada masanya. Dia menunjukkan cintanya pada Raja Gustav II Adolf dengan sangat terbuka dan tidak sesuai dengan etiket saat itu.

Hal itu membuat orang menganggapnya sangat "feminin", yang berarti dia sangat tidak cerdas.

Rekan dekat Gustav II Adolf diceritakan juga memberi tahu bahwa Ratu Maria Eleonora memendam kesedihan dan kecemasan dalam kehidupan pernikahan mereka.

Salah satu alasannya, karena tidak semua anggota keluarga Maria Eleonora merestui pernikahannya dengan Raja Gustav II Adolf.

Melihat kondisi istrinya, Raja Gustav II Adolf sempat menuliskan wasiat bahwa jika dia meninggal ketika ahli warisnya masih di bawah umur, jandanya tidak boleh memiliki pengaruh politik apa pun.

Pada musim gugur 1623, Maria Eleonora melahirkan seorang putri, tetapi bayinya meninggal pada tahun berikutnya.

Pada saat itu, satu-satunya ahli waris laki-laki yang masih hidup adalah Raja Polandia yang dibenci dan putra-putranya. Raja Gustav II Adolf mempertaruhkan nyawanya dalam pertempuran, untuk mempertahankan takhta sambil menanti ahli pewarisnya dengan cemas.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com