Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Covid-19 Rusia Terus Memburuk, Putin Umumkan “Masa Tidak Bekerja” Berbayar Selama Seminggu

Kompas.com - 21/10/2021, 12:45 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

 

MOSKWA, KOMPAS.com - Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan penutupan selama satu minggu untuk para pekerja karena kasus dan kematian Vladimir Putin Rusia meningkat.

Putin menyetujui satu minggu "masa tidak bekerja" berbayar dari 30 Oktober hingga 7 November. Tanggal tersebut dapat diperpanjang di area yang membutuhkannya, karena "situasi epidemiologi berkembang secara berbeda di setiap wilayah," melansir Business Insider.

Baca juga: Rusia Nyatakan Gerakan Media Sosial “Male State” sebagai Kelompok Ekstremis

 

"Tugas utama kami sekarang adalah melindungi kehidupan warga dan, sejauh mungkin, meminimalkan penyebaran infeksi Covid-19," kata Putin menurut outlet yang dikelola pemerintah RT News.

Covid-19 Rusia mencatat kondisi terbutuk dengan laporan 1.028 kematian pada Rabu (20/10/2021) bersama dengan 34.073 kasus baru, menurut laporan Reuters.

Sekitar 47,5 juta orang Rusia telah divaksinasi penuh, yang jumlahnya hanya sepertiga dari populasi negara itu, menurut laporan Insider's Marianne Guenot.

The Moscow Times mewartakan korban tewas Rusia sejak awal pandemi mencapai 226.353 orang.

Baca juga: Covid-19 di Rusia Memburuk, 31.299 Kasus Baru dan 986 Kematian dalam 24 Jam

Wakil Perdana Menteri Tatyana Golikova, yang memimpin gugus tugas, menekankan “masa tidak bekerja” harus menyiratkan pembatasan akses ke restoran, teater, dan tempat hiburan lainnya.

Otoritas regional diperkirakan juga akan memberlakukan pembatasan, melansir AP.

Dia secara khusus mendesak warga Rusia, untuk menahan diri bepergian ke daerah lain selama periode tersebut. Namun, menekankan perlunya kerabat mereka yang terinfeksi untuk tinggal di rumah.

Tidak segera jelas bisnis swasta apa yang akan diminta untuk berhenti bekerja sesuai dengan keputusan Putin, selain pegawai negeri dan karyawan perusahaan milik negara.

Selama tindakan serupa di awal pandemi, banyak perusahaan swasta dan milik negara di sektor ekonomi "vital" diizinkan untuk tetap beroperasi.

Baca juga: NATO Buat Strategi Pertahanan Lawan Serangan Potensial Rusia

Kepada CNN awal pekan ini, Wali Kota Moskwa memerintahkan semua penduduk kota yang tidak divaksinasi berusia di atas 60 tahun serta mereka yang tidak divaksinasi dan "menderita penyakit kronis" untuk tinggal di rumah hingga Februari 2022.

Ahli epidemiologi Rusia Vasily Vlassov juga mengatakan bahwa "rumah sakit Rusia kewalahan."

"Ini masih merupakan angka indeksi dan kematian yang sangat tinggi," kata Vlassov, mantan penasihat Organisasi Kesehatan Dunia. Morbiditas yang tinggi di Rusia dipandang sebagai tanda kegagalan negara dan masyarakat.

Vaksin Covid-19 melindungi dari penyakit parah dan kematian. Rusia memiliki empat pilihan vaksinnya sendiri, namun negara tersebut kesulitan membuat warga yang skeptis mengambil kesempatan vaksinasi.

Baca juga: AS Mengaku Tidak Tahu Cara Menghadapi Rudal Hipersonik China dan Rusia

Penelitian menunjukkan vaksin Sputnik V unggulan Rusia memiliki efektivitas yang serupa dengan yang dibuat oleh Pfizer dan Moderna.

"Hanya ada dua pilihan saat ini - Anda bisa sakit atau Anda bisa divaksinasi. Tapi lebih baik divaksinasi," kata Putin per RT News. "Mengapa Anda harus menunggu penyakit dan konsekuensinya?"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com