GAZA CITY, KOMPAS.com – Hamas memperingatkan Israel bahwa perang susulan tak dapat dihindari kecuali pendudukannya atas Palestina berakhir dan krisis kemanusiaan di Gaza diselesaikan.
Pernyataan tersebut disampaikan seorang pejabat senior Hamas Ghazi Hamad secara eksklusif kepada Sky News.
Itu merupakan wawancara pertama Ghazi Hamad setelah Hamas dan Israel berhenti jual-beli serangan pada akhir Mei lalu.
Baca juga: Hamas Puji Kemenangan Taliban di Afghanistan
Hamad menuturkan, pergolakan akan berlanjut dengan segala cara sampai sebuah negara Palestina merdeka didirikan.
“Kami dapat mengalahkan Israel, kami dapat menargetkan Israel, kami telah menargetkan Israel berkali-kali,” kata Hamad sebagaimana dilansir Sky News, Selasa (19/10/2021).
“Israel telah mencuri tanah saya. Kami adalah korbannya. Anda harus mengerti, kami adalah korban pendudukan. Kami tidak mempercayai Israel. Kami tidak percaya Israel tertarik pada perdamaian,” imbuh Hamad.
Hamad juga menegaskan bahwa dia menolak untuk mengakui negara Israel dan tidak mengesampingkan konflik lain.
Baca juga: Israel Akan Bantu Bangun Gaza, jika Hamas Mau Damai
“Semuanya terbuka. Hamas mencoba menghindari perang, kami mencoba melindungi rakyat kami. Kami mencoba memberi orang kehidupan yang baik di sini, tetapi pendudukan sepanjang waktu ada di depan mata saya,” tutur Hamad.
Dalam beberapa hari terakhir, sejumlah pemimpin senior Hamas berada di Mesir. Mereka merundingkan gencatan senjata yang lebih lama dengan Israel.
Namun, pembicaraan tersebut terhenti karena rincian pertukaran tahanan tidak disepakati.
Hamas menuntut ratusan warga Palestina agar dibebaskan. Imbalannya adalah dua orang Israel yang masih hidup dan jasad dua tentara yang tewas.
Baca juga: Israel Kembali Serang Hamas di Gaza, Apa Penyebabnya?
Sejak 2006, Israel dan Gaza telah bertempur secara fisik selama empat kali.
Kedua belah pihak terakhir kali jual-beli serangan selama 11 hari pada Mei. Hingga akhirnya, kedua belah pihak sepakat melakukan gencatan senjata yang ditengahi Mesir.
Pertempuran tersebut menewaskan sedikitnya 243 orang di Gaza dan 12 orang di Israel.
“Oke kita bisa dibunuh, mereka (Israel) bisa datang dan menghancurkan segalanya. Tapi pada saat yang sama, Israel tidak akan pernah melihat stabilitas kecuali Palestina melihat stabilitas dan keamanan,” kata Hamad.