Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Geng Haiti Minta Tebusan Rp 14,1 Miliar Per Orang untuk 17 Misionaris yang Diculik

Kompas.com - 20/10/2021, 08:48 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Al Jazeera

PORT-AU-PRINCE, KOMPAS.com - Sebuah geng Haiti yang menculik 17 misionaris AS dan Kanada meminta tebusan 1 juta dollar AS (Rp 14,1 miliar) per orang.

Seorang pejabat tinggi Haiti yang tidak berwenang berbicara ke media, mengatakan kepada The Associated Press (AS) pada Selasa (19/10/2021) bahwa salah seorang dari 400 geng Mawozo meminta tebusan untuk para misionaris yang diculik pada 16 Oktober.

Seseorang dari Christian Aid Ministries (CAM) yang juga anonim karena kesensitifan situasi Haiti, mengkonfirmasi adanya permintaan tebusan sebesar 1 juta dollar AS per orang dari anggota geng Mawozo itu, seperti yang dilansir dari Al Jazeera pada Selasa (19/10/2021).

Baca juga: 17 Misionaris AS dan Kanada Jadi Korban Penculikan di Haiti

Haiti telah mengalami peningkatan pelanggaran hukum setelah pembunuhan Presiden Jovenel Moise pada Juli dan gempa bumi 7,2 magnitudo pada Agustus.

Penculikan oleh geng Haiti meningkat di tengah kekurangan bahan bakar dan makanan, setta gelombang baru migran yang ingin meninggalkan negara Kepulauan Karibia yang miskin tersebut.

Para pekerja Haiti melakukan pemogokan umum pada 18 Oktober untuk memprotes memburuknya situasi ketidakamanan dan kekerasan geng, setelah penculikan para misionaris Kristen.

“Banyak orang, termasuk manajemen CAM, otoritas Haiti dan AS, bekerja dengan rajin untuk membawa pulang orang yang kami cintai dengan selamat,” kata pihak CAM dalam sebuah pernyataan resmi pada Selasa (19/10/2021) tanpa mengungkap permintaan tebusan.

Sejumlah orang dewasa dari 17 misionaris yang disandera berkisar umur 18-48 tahun. Sedangkan anak-anak yang ikut diculik berumur 8 bulan, 3 tahun, 6 tahun, 13 tahun, dan 15 tahun, menurut pernyataan itu.

Baca juga: Rekaman Video Tunjukkan Migran Haiti Marah Lempar Sepatu ke Pesawat AS di Bandara Port-au-Prince

Enam belas dari korban penculikan adalah orang Amerika, dan satu orang Kanada.

Kelompok misionaris itu diculik oleh geng Haiti pada 16 Oktober, saat kembali dari mengunjungi panti asuhan, kata organisasi yang berbasis di Ohio.

“Kelompok pekerja ini telah berkomitmen untuk melayani di seluruh Haiti yang dilanda kemiskinan,” kata CAM.

Organisasi tersebut juga mengungkapkan bahwa para misionaris itu padahal tengah mengerjakan proyek untuk membantu pembangunan kembali rumah-rumah warga Haiti yang rusak akibat gempa.

AS telah mengirim tim agen FBI dan diplomat Departemen Luar Negeri ke Port-au-Prince untuk bekerja sama dengan pihak berwenang Haiti menangani kasus penyanderaan para misionaris.

Baca juga: 10.000 Migran Haiti yang Berlindung di Bawah Jembatan Texas Akan Dideportasi AS

Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Ned Price mengatakan pada Senin (18/10/2021) bahwa pejabat AS telah intens berhubungan dengan Polisi Nasional Haiti, kelompok misionaris, dan keluarga para korban.

"Ini adalah sesuatu yang telah menjadi prioritas utama kami sejak Sabtu," kata Price.

Ia berkata bahwa para pejabat yang berwenang berusaha melakukan "semua yang kami bisa untuk mencari resolusi cepat untuk ini".

Menteri Kehakiman Haiti Liszt Prettyl mengatakan kepada surat kabar Wall Street Journal bahwa FBI serta polisi Haiti telah melakukan kontak dengan geng penculik. Mereka mengupayakan pembebasan para misionaris dan anak-anaknya.

Pada September Kantor Terpadu PBB di Haiti menyebutkan bahwa ada 328 penculikan yang dilaporkan ke Kepolisian Nasional Haiti dalam 8 bulan pertama pada 2021. Jumlahnya meningkat dibandingkan dengan total 234 penculikan pada 2020.

Baca juga: Krisis Haiti Memburuk, Perdana Menteri Pecat Jaksa yang Menuduhnya Terlibat Pembunuhan Presiden

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Al Jazeera
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Global
AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

Global
[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

Global
Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Global
Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Global
Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Global
Wanita Ini Didiagnosis Mengidap 'Otak Cinta' Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Wanita Ini Didiagnosis Mengidap "Otak Cinta" Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Global
Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Global
Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Global
Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Global
Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Global
Adik Kim Jong Un: Kami Akan Membangun Kekuatan Militer Luar Biasa

Adik Kim Jong Un: Kami Akan Membangun Kekuatan Militer Luar Biasa

Global
Bandung-Melbourne Teken Kerja Sama di 5 Bidang

Bandung-Melbourne Teken Kerja Sama di 5 Bidang

Global
Mengenal Batalion Netzah Yehuda Israel yang Dilaporkan Kena Sanksi AS

Mengenal Batalion Netzah Yehuda Israel yang Dilaporkan Kena Sanksi AS

Global
Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com