Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Kondisi Dunia jika Target Suhu Bumi Gagal Tercapai?

Kompas.com - 16/10/2021, 20:25 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

KOMPAS.com - Waktu makin mendesak. Skala tindakan yang dibutuhkan untuk melindungi iklim sangat besar dan harus dilakukan dengan cepat, sementara beberapa rencana yang ada telah gagal.

Pada tahun 2015, hampir seluruh negara di dunia sepakat untuk membatasi kenaikan suhu hingga maksimal 2 derajat Celsius di atas nilai pra-industri, dan berusaha menetapkan target batasnya pada 1,5 derajat Celsius dalam Perjanjian Iklim Paris.

Namun, jika komitmen nyata untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, dan langkah lainnya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca pada atmosfer tidak dilakukan, hal tersebut berdampak mundur dengan pemanasan hingga 2,7 derajat Celsius, tegur PBB.

Baca juga: Jika Suhu Bumi Memanas 1,5 Derajat Celsius, Ini 6 Bencana Besar yang Akan Melanda

Akhir bulan Oktober ini, para pemimpin dunia akan bertemu di Glasgow dalam acara Konferensi Perubahan Iklim 26. Agenda tersebut akan berfokus pada langkah-langkah yang jauh lebih tegas agar target Perjanjian Paris tercapai.

Beberapa negara melaporkan memecahkan rekor suhu panas dalam tahun ini, salah satunya adalah Kanada.THE CANADIAN PRESS/AP PHOTO/JASON FRANSON via DW INDONESIA Beberapa negara melaporkan memecahkan rekor suhu panas dalam tahun ini, salah satunya adalah Kanada.
Sejumlah penelitian ilmiah yang telah dilakukan secara global dalam menilai dampak perubahan iklim menyebutkan, nilai pecahan suhu tersebut memiliki peran besar.

Dengan banyaknya bencana yang disebabkan oleh iklim di seluruh dunia, skala masalahnya terlihat seperti tidak terkendali.

Namun, ketika ilmu pengetahuan menyajikan gambaran yang mengerikan, mereka juga memaparkan membatasi pemanasan global dalam jumlah kecil, dapat menyelamatkan jutaan nyawa, melindungi wilayah yang luas dari degradasi dan memberi kesempatan hidup untuk spesies lain.

Dilansir dari laporan Panel Perubahan Iklim Antar Pemerintah (IPCC) yang dirilis Agustus lalu, suhu global telah meningkat rata-rata 1,07° Celsius sejak revolusi industri. Saat ini dunia sudah melihat, kenaikan suhu global 1° Celsius tersebut berdampak sangat besar.

Kenaikan permukaan air laut ancaman global

Sebagai contoh kenaikan permukaan air laut. Setiap sentimeter kenaikan muka air laut, berarti munculnya ancaman bagi banyak hal. Sejauh ini, tinggi permukaan air laut secara global telah naik sekitar 20 sentimeter sejak tahun 1901, demikian dikutip dari laporan IPCC

Mungkin terdengar tidak begitu berbahaya, namun hal tersebut berdampak bagi orang banyak di seluruh dunia. Menurut Pusat Pemantauan Migrasi Internal, setidaknya ratusan ribu orang mengungsi tiap tahunnya, karena banjir di dataran rendah di Banglades.

Data dari laman iklim berbasis laporan Carbon Brief yang menganalisis 70 jurnal peer-review di tahun 2018 dengan skenarionk enaikan suhu 1,5° Celsius, memperkirakan permukaan air laut di dunia akan meningkat setinggi 48 sentimeter pada akhir abad ini.

Sementara skenario dengan kenaikan suhu global 2° Celsius, permukaan air laut akan meningkat hingga 56 sentimeter.

Perbedaan 8 sentimeter tersebut cukup signifikan dan berpengaruh bagi jutaan penduduk. Dirangkum dari IPCC, setiap kenaikan 10 sentimeter permukaan air laut akan berdampak terhadap 10 juta penduduk di seluruh dunia.

Baca juga: 5 Dampak Perubahan Iklim jika Suhu Bumi Naik 2 Derajat Celsius

Pemanasan naik berdampak curah hujan tinggi

Laporan IPCC terbaru tentang "peristiwa curah hujan ekstrem”, yang dulunya sebelum revolusi industri terjadi tiap 10 tahun sekali, kini kejadian tersebut terjadi 30 persen lebih sering.

Dengan peningkatan suhu global 1,5° Celsius, risikonya naik hingga 50 persen dan tingkat keparahannya juga ikut meningkat dikuti naiknya curah hujn hingga 10,5 persen. Jika kenaikan suhu Bumi 2° Celsius terjadi, risikonya diperkirakan naik lagi hingga 70 persen dan 15 persen lebih banyak curah hujan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com