Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setahun Setelah Ledakan Beirut, Lebanon Masih Kacau

Kompas.com - 15/10/2021, 16:21 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

BEIRUT, KOMPAS.com - Demo Lebanon yang berlangsung ricuh disertai rentetan tembakan terhadap demonstran di Beirut pada Kamis (14/10/2021), menandakan bahwa situasi negara itu masih kacau setelah setahun ledakan besar di pelabuhan terjadi,

Melansir AFP, berikut adalah rangkuman kekacauan yang terjadi di Lebanon setelah ledakan Beirut.

Baca juga: Baku Tembak di Protes Lebanon, 6 Tewas dan 30 Luka-luka

1. Ledakan Lebanon terjadi

Pada 4 Agustus 2020, salah satu ledakan non-nuklir terbesar di dunia menghancurkan sebagian besar pelabuhan Beirut dan memporak-porandakan sebagian besar ibu kota negara tersebut.

Ledakan Lebanon disebabkan oleh kebakaran di gudang yang menyimpan banyak sekali amonium nitrat selama enam tahun.

Insiden tersebut menyebabkan lebih dari 200 orang tewas dan 6.500 luka-luka. Kota pun dalam keadaan gawat.

Tragedi itu terjadi ketika Lebanon terperosok ke salah satu krisis ekonomi terburuk di dunia dalam 150 tahun, menurut IMF.

Mata uang yang anjlok, PHK besar-besaran, dan pembatasan perbankan yang drastis membuat sebagian besar penduduk jatuh ke jurang kemiskinan.

Baca juga: Foto Sebelum dan Sesudah Ledakan Lebanon: Kapal Pesiar Terbalik, Dermaga Hancur

2. Desakan untuk berubah setelah ledakan Beirut

Pemandangan yang menunjukkan kondisi Beirut, Lebanon, pada 5 Agustus 2020 setelah ledakan yang menghantam sehari sebelumnya (4/8/2020), menewaskan 100 orang dan melukai ribuan lainnya.AFP PHOTO/ANWAR AMRO Pemandangan yang menunjukkan kondisi Beirut, Lebanon, pada 5 Agustus 2020 setelah ledakan yang menghantam sehari sebelumnya (4/8/2020), menewaskan 100 orang dan melukai ribuan lainnya.
Bantuan internasional mulai berdatangan, dan pada 6 Agustus Presiden Perancis Emmanuel Macron mengunjungi kawasan Gemmayzeh yang hancur.

Kunjungannya dipuji oleh banyak orang Lebanon yang marah pada pemimpin mereka sendiri, yang mereka tuduh korupsi dan tidak kompeten.

Macron lalu menyerukan perubahan mendalam, tetapi hari berikutnya Presiden Michel Aoun menolak penyelidikan internasional atas ledakan Beirut.

3. Kemarahan publik usai ledakan Lebanon

Pada 8 Agustus, ribuan orang berdemonstrasi, meluapkan amarah pada pemimpin mereka atas ledakan Lebanon, dan berujung bentrokan dengan aparat keamanan.

Keesokan harinya, komunitas internasional menjanjikan bantuan sekitar 300 juta dollar AS (Rp 4,2 triliun), tetapi menuntut agar langsung didistribusikan kepada penduduk dan dilakukan penyelidikan yang transparan terhadap ledakan Lebanon.

4. PM Hassan Diab mundur

Pada 10 Agustus, perdana menteri Hassan Diab mengundurkan diri di tengah demonstrasi lebih lanjut.

Pada akhir bulan, diplomat Mustapha Adib diangkat sebagai perdana menteri baru Lebanon.

Namun, pada 26 September setelah berminggu-minggu kebuntuan politik, Adib mundur.

Halaman:
Sumber AFP

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com