PYONGYANG, KOMPAS.com - Sebuah situs propaganda Korea Utara yang dikelola pemerintah menggunakan hit Netflix baru-baru ini, Squid Game, untuk mengecam masyarakat Korea Selatan sebagai tidak bermoral dan binatang.
Pada Selasa (12/10/2021), situs propaganda Arirang Meari dalam unggahannya menyajikan kutipan tanpa atribut dari kritikus televisi Korea Selatan.
Baca juga: Terjemahan Squid Game di Netflix Jadi Kontroversi karena Kurang Pas
Isinya menggambarkan bahwa Squid Game menunjukkan "masyarakat yang tidak setara di mana orang-orang yang tidak memiliki uang diperlakukan seperti bidak catur untuk orang kaya," menurut sebuah laporan dari Reuters.
"Dikatakan bahwa itu membuat orang menyadari kenyataan menyedihkan dari masyarakat Korea Selatan yang kejam di mana manusia didorong ke dalam persaingan ekstrem dan kemanusiaan mereka dimusnahkan," tulis unggahan tersebut melansir Newsweek.
Dirilis di seluruh dunia pada 17 September, Squid Game menceritakan serangkaian permainan rahasia di mana 456 orang yang kekurangan uang bersaing untuk 45,6 miliar won Korea Selatan (Rp 544 miliar).
Untuk mendapatkan hadiah itu, tantangan berupa berbagai permainan anak-anak dengan konsekuensi mematikan harus dimainkan oleh para peserta.
Baca juga: Netflix Ganti Nomor Ponsel Asli di Squid Game akibat Banyak Prank
Kurang dari sebulan sejak dirilis, serial produksi Korea Selatan ini telah menjadi fenomena dunia yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Kesuksesannya berada di jalur untuk melampaui Bridgerton sebagai serial yang paling banyak ditonton di Netflix.
Squid Game awalnya disusun pada 2008 oleh Hwang Dong-hyuk, yang menulis dan menjadi pengarah sembilan episode dalam serial ini.
Sementara sedikit yang mungkin akan memuji masyarakat Korea Utara sebagai alternatif yang unggul, sebagian besar kritikus dan pemirsa akan setuju dengan penilaian bahwa Squid Game secara eksplisit merupakan kritik terhadap kesenjangan kelas dalam masyarakat kapitalis seperti Korea Selatan.
Serial ini juga memiliki tema yang relatif seragam dengan hit global baru-baru ini dari Korea Selatan, Parasite. Film garapan Bong Joon-ho pada 2019 ini memenangkan Film Terbaik di Academy Awards 2020.
Newsweek telah menghubungi Netflix untuk mengomentari kabar ini.
Baca juga: Squid Game: Serial Netflix yang Menambahkan Pembunuhan ke Dalam Nostalgia Permainan Anak
Pemerintah dan media Korea Utara sering mengkritik budaya dan masyarakat Korea Selatan, dalam upaya membuat masyarakat otokratisnya sendiri terlihat hanya sebagai perbandingan.
Seringkali, ceritanya menggambarkan kritik sosial, yang secara sah realitanya turut diamini oleh beberapa orang Korea Selatan.
Seperti yang disoroti Reuters, rezim Kim Jong Un pada Maret mengkritik industri K-Pop karena memperlakukan idola yang dicintai dan sukses secara internasional seperti "budak."
Dugaan eksploitasi dan perlakuan buruk terhadap artis K-Pop adalah gagasan umum yang diajukan oleh para kritikus industri Korea Selatan.
Baca juga: POPULER GLOBAL: 5 Kota Teraman di Dunia Pasca-pandemi | Rahasia Sumber Kekayaan Pemimpin Korea Utara
Meski terkesan memuji pesan dari karya-karya seperti Squid Game, pemerintah Korea Utara mengambil tindakan ekstensif untuk mengekang pengaruh budaya Korea Selatan pada warganya.
Siapa pun yang terlihat bertindak dengan cara yang mirip dengan yang ada di Selatan, atau ketahuan mengonsumsi media yang diproduksi di sana, dapat menghadapi denda yang berat atau hukuman penjara.
Pemimpin Kim Jong-un juga telah berbicara tentang meningkatkan output media negara itu. Tujuannya untuk mengekang kebutuhan warganya akan hiburan dari tempat lain.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.