Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/10/2021, 16:38 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Newsweek

PYONGYANG, KOMPAS.com - Sebuah situs propaganda Korea Utara yang dikelola pemerintah menggunakan hit Netflix baru-baru ini, Squid Game, untuk mengecam masyarakat Korea Selatan sebagai tidak bermoral dan binatang.

Pada Selasa (12/10/2021), situs propaganda Arirang Meari dalam unggahannya menyajikan kutipan tanpa atribut dari kritikus televisi Korea Selatan.

Baca juga: Terjemahan Squid Game di Netflix Jadi Kontroversi karena Kurang Pas

Isinya menggambarkan bahwa Squid Game menunjukkan "masyarakat yang tidak setara di mana orang-orang yang tidak memiliki uang diperlakukan seperti bidak catur untuk orang kaya," menurut sebuah laporan dari Reuters.

"Dikatakan bahwa itu membuat orang menyadari kenyataan menyedihkan dari masyarakat Korea Selatan yang kejam di mana manusia didorong ke dalam persaingan ekstrem dan kemanusiaan mereka dimusnahkan," tulis unggahan tersebut melansir Newsweek.

Dirilis di seluruh dunia pada 17 September, Squid Game menceritakan serangkaian permainan rahasia di mana 456 orang yang kekurangan uang bersaing untuk 45,6 miliar won Korea Selatan (Rp 544 miliar).

Untuk mendapatkan hadiah itu, tantangan berupa berbagai permainan anak-anak dengan konsekuensi mematikan harus dimainkan oleh para peserta.

Baca juga: Netflix Ganti Nomor Ponsel Asli di Squid Game akibat Banyak Prank

Kurang dari sebulan sejak dirilis, serial produksi Korea Selatan ini telah menjadi fenomena dunia yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Kesuksesannya berada di jalur untuk melampaui Bridgerton sebagai serial yang paling banyak ditonton di Netflix.

Squid Game awalnya disusun pada 2008 oleh Hwang Dong-hyuk, yang menulis dan menjadi pengarah sembilan episode dalam serial ini.

Sementara sedikit yang mungkin akan memuji masyarakat Korea Utara sebagai alternatif yang unggul, sebagian besar kritikus dan pemirsa akan setuju dengan penilaian bahwa Squid Game secara eksplisit merupakan kritik terhadap kesenjangan kelas dalam masyarakat kapitalis seperti Korea Selatan.

Serial ini juga memiliki tema yang relatif seragam dengan hit global baru-baru ini dari Korea Selatan, Parasite. Film garapan Bong Joon-ho pada 2019 ini memenangkan Film Terbaik di Academy Awards 2020.

Newsweek telah menghubungi Netflix untuk mengomentari kabar ini.

Baca juga: Squid Game: Serial Netflix yang Menambahkan Pembunuhan ke Dalam Nostalgia Permainan Anak

Pemerintah dan media Korea Utara sering mengkritik budaya dan masyarakat Korea Selatan, dalam upaya membuat masyarakat otokratisnya sendiri terlihat hanya sebagai perbandingan.

Seringkali, ceritanya menggambarkan kritik sosial, yang secara sah realitanya turut diamini oleh beberapa orang Korea Selatan.

Seperti yang disoroti Reuters, rezim Kim Jong Un pada Maret mengkritik industri K-Pop karena memperlakukan idola yang dicintai dan sukses secara internasional seperti "budak."

Dugaan eksploitasi dan perlakuan buruk terhadap artis K-Pop adalah gagasan umum yang diajukan oleh para kritikus industri Korea Selatan.

Baca juga: POPULER GLOBAL: 5 Kota Teraman di Dunia Pasca-pandemi | Rahasia Sumber Kekayaan Pemimpin Korea Utara

Meski terkesan memuji pesan dari karya-karya seperti Squid Game, pemerintah Korea Utara mengambil tindakan ekstensif untuk mengekang pengaruh budaya Korea Selatan pada warganya.

Siapa pun yang terlihat bertindak dengan cara yang mirip dengan yang ada di Selatan, atau ketahuan mengonsumsi media yang diproduksi di sana, dapat menghadapi denda yang berat atau hukuman penjara.

Pemimpin Kim Jong-un juga telah berbicara tentang meningkatkan output media negara itu. Tujuannya untuk mengekang kebutuhan warganya akan hiburan dari tempat lain.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber Newsweek
Video rekomendasi
Video lainnya

Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Nenek Ini Mengaku 50 Tahun Hidup Hanya dengan Minum Air, Tak Pernah Makan

Nenek Ini Mengaku 50 Tahun Hidup Hanya dengan Minum Air, Tak Pernah Makan

Global
Gencatan Senjata di Gaza Berakhir, 60 Orang Lebih Tewas, PBB Sesalkan Pertempuan Berlanjut

Gencatan Senjata di Gaza Berakhir, 60 Orang Lebih Tewas, PBB Sesalkan Pertempuan Berlanjut

Global
Israel Terbitkan Peta Zona Evakuasi Gaza, Tunjukkan Lokasi Aman untuk Warga Mengungsi

Israel Terbitkan Peta Zona Evakuasi Gaza, Tunjukkan Lokasi Aman untuk Warga Mengungsi

Global
Masyarakat Internasional Didesak Bergerak Cepat Hentikan Kekerasan di Gaza

Masyarakat Internasional Didesak Bergerak Cepat Hentikan Kekerasan di Gaza

Global
Malaysia Undang Xi Jinping untuk Berkunjung, Ada Maksud Apa?

Malaysia Undang Xi Jinping untuk Berkunjung, Ada Maksud Apa?

Global
Petugas Kebersihan AS Memilah 20 Ton Sampah demi Menemukan Cincin Pernikahan yang Hilang

Petugas Kebersihan AS Memilah 20 Ton Sampah demi Menemukan Cincin Pernikahan yang Hilang

Global
Israel Minta Penduduk Khan Younis Pindah ke Rafah, tapi di Sana Diserang Juga

Israel Minta Penduduk Khan Younis Pindah ke Rafah, tapi di Sana Diserang Juga

Global
Gencatan Senjata Berakhir, Israel Serang Gaza Lagi

Gencatan Senjata Berakhir, Israel Serang Gaza Lagi

Global
Mobil Van Bermuatan 10.000 Donat Dicuri di Australia

Mobil Van Bermuatan 10.000 Donat Dicuri di Australia

Global
Meta Hapus Ribuan Akun Facebook Palsu China yang Sebar Kampanye Palsu, Pengaruhi Pemilu Dunia

Meta Hapus Ribuan Akun Facebook Palsu China yang Sebar Kampanye Palsu, Pengaruhi Pemilu Dunia

Global
Rangkuman Hari Ke-645 Serangan Rusia ke Ukraina: 5 Pejabat Tinggi Rusia Tewas dalam Serbuan | Rusia Gandakan Gempuran Udara dan Darat

Rangkuman Hari Ke-645 Serangan Rusia ke Ukraina: 5 Pejabat Tinggi Rusia Tewas dalam Serbuan | Rusia Gandakan Gempuran Udara dan Darat

Global
Paus Fransiskus Mengaku Menderita Bronkitis Akut dan Menular

Paus Fransiskus Mengaku Menderita Bronkitis Akut dan Menular

Global
Analis Pertahanan AS: Israel Cepat atau Lambat Akan Lanjutkan Perang

Analis Pertahanan AS: Israel Cepat atau Lambat Akan Lanjutkan Perang

Global
Investigasi Terbaru: Israel Sengaja Gempur Warga Sipil Gaza demi Menekan Hamas

Investigasi Terbaru: Israel Sengaja Gempur Warga Sipil Gaza demi Menekan Hamas

Global
[POPULER GLOBAL] Henry Kissinger Meninggal Dunia | Turkiye Restui Swedia Gabung NATO

[POPULER GLOBAL] Henry Kissinger Meninggal Dunia | Turkiye Restui Swedia Gabung NATO

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com