BEIJING, KOMPAS.com – China bersiap untuk menguji puluhan ribu sampel darah dari bank darah di Wuhan sebagai bagian dari penyelidikan asal-usul Covid-19.
Langkah tersebut diambil setelah semakin banyak tekanan dari komunitas internasional mengenai transparansi asal-usul Covid-19.
Ada sekitar 200.000 sampel yang tersimpan di bank darah di Wuhan. Di antaranya, ada yang berasal dari bulan-bulan akhir 2019.
Baca juga: Mantan Menhan Venezuela yang Dipenjara Meninggal akibat Covid-19
Panel penyelidk WHO berpendapat, sampel-sampel di bank darah tersebut kemungkinan adalah sumber informasi kunci yang dapat membantu mengungkap asal mula virus.
Sampel-sampel itu berasal dari sejumlah besar populasi di Wuhan, tempat di mana SARS-CoV-2 diperkirakan pertama kali menginfeksi manusia.
Seorang pejabat China mengatakan, sampel tersebut bisa disimpan dengan batas waktu dua tahun sebagaimana dilansir CNN, Rabu (13/10/2021).
Penyimpanan itu bertujuan bahwa jika diperlukan, sampel itu bisa menjadi bukti dalam setiap tuntutan hukum terkait dengan donor darah dari mana mereka berasal.
Baca juga: Vaksinasi Covid-19 Indonesia Peringkat 5 Dunia, Tembus 100 Juta Orang
Batas waktu dua tahun itu akan segera berakhir untuk Oktober dan November 2019, bulan-bulan penting menurut para ahli.
Seorang pejabat dari Komisi Kesehatan Nasional China mengatakan kepada CNN bahwa persiapan pengujian saat ini sedang berlangsung.
Menurutnya, pengujian yang dikonfirmasi akan dilakukan setelah batas penyimpanan dua tahun tercapai.
"Ini memberikan sampel real time terdekat di dunia yang pernah kami lihat untuk membantu kami memahami waktu kejadian wabah," kata Yanzhong Huang dari Council on Foreign Relations.
Sementara itu, profesor epidemiologi di Universitas Columbia Maureen Miller menuturkan bahwa sampel-sampel darah tersebut bakal berisi petunjuk penting.
Baca juga: Awalnya Dikira Covid-19, Ternyata Paru-paru Gadis Ini Rusak karena Vaping
Dia mendesak China untuk mengizinkan para ahli asing untuk mengamati prosesnya.
“Tidak ada yang akan percaya hasil apa pun yang dilaporkan China kecuali setidaknya ada beberapa pengamat yang memenuhi syarat,” kata Miller.
Pada Juli, kepala tim China yang bekerja sama dengan para pakar dari WHO Liang Wannian mengatakan bahwa China bakal menguji sampel.
Dia menambahkan, begitu para ahli China mendapatkan hasilnya, mereka akan mengirimkannya ke pakar China dan pakar asing.
Para ahli menuturkan, jika sampel darah disimpan dengan benar, akan mengandung tanda-tanda penting dari antibodi pertama yang dibuat oleh manusia untuk melawan penyakit tersebut.
Baca juga: Thailand Akan Akhiri Aturan Karantina Covid-19 per 1 November untuk 10 Negara
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.