Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/10/2021, 14:23 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber CNN

BEIJING, KOMPAS.com – China bersiap untuk menguji puluhan ribu sampel darah dari bank darah di Wuhan sebagai bagian dari penyelidikan asal-usul Covid-19.

Langkah tersebut diambil setelah semakin banyak tekanan dari komunitas internasional mengenai transparansi asal-usul Covid-19.

Ada sekitar 200.000 sampel yang tersimpan di bank darah di Wuhan. Di antaranya, ada yang berasal dari bulan-bulan akhir 2019.

Baca juga: Mantan Menhan Venezuela yang Dipenjara Meninggal akibat Covid-19

Panel penyelidk WHO berpendapat, sampel-sampel di bank darah tersebut kemungkinan adalah sumber informasi kunci yang dapat membantu mengungkap asal mula virus.

Sampel-sampel itu berasal dari sejumlah besar populasi di Wuhan, tempat di mana SARS-CoV-2 diperkirakan pertama kali menginfeksi manusia.

Seorang pejabat China mengatakan, sampel tersebut bisa disimpan dengan batas waktu dua tahun sebagaimana dilansir CNN, Rabu (13/10/2021).

Penyimpanan itu bertujuan bahwa jika diperlukan, sampel itu bisa menjadi bukti dalam setiap tuntutan hukum terkait dengan donor darah dari mana mereka berasal.

Baca juga: Vaksinasi Covid-19 Indonesia Peringkat 5 Dunia, Tembus 100 Juta Orang

Batas waktu dua tahun itu akan segera berakhir untuk Oktober dan November 2019, bulan-bulan penting menurut para ahli.

Seorang pejabat dari Komisi Kesehatan Nasional China mengatakan kepada CNN bahwa persiapan pengujian saat ini sedang berlangsung.

Menurutnya, pengujian yang dikonfirmasi akan dilakukan setelah batas penyimpanan dua tahun tercapai.

"Ini memberikan sampel real time terdekat di dunia yang pernah kami lihat untuk membantu kami memahami waktu kejadian wabah," kata Yanzhong Huang dari Council on Foreign Relations.

Sementara itu, profesor epidemiologi di Universitas Columbia Maureen Miller menuturkan bahwa sampel-sampel darah tersebut bakal berisi petunjuk penting.

Baca juga: Awalnya Dikira Covid-19, Ternyata Paru-paru Gadis Ini Rusak karena Vaping

Dia mendesak China untuk mengizinkan para ahli asing untuk mengamati prosesnya.

“Tidak ada yang akan percaya hasil apa pun yang dilaporkan China kecuali setidaknya ada beberapa pengamat yang memenuhi syarat,” kata Miller.

Pada Juli, kepala tim China yang bekerja sama dengan para pakar dari WHO Liang Wannian mengatakan bahwa China bakal menguji sampel.

Dia menambahkan, begitu para ahli China mendapatkan hasilnya, mereka akan mengirimkannya ke pakar China dan pakar asing.

Para ahli menuturkan, jika sampel darah disimpan dengan benar, akan mengandung tanda-tanda penting dari antibodi pertama yang dibuat oleh manusia untuk melawan penyakit tersebut.

Baca juga: Thailand Akan Akhiri Aturan Karantina Covid-19 per 1 November untuk 10 Negara

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber CNN
Video rekomendasi
Video lainnya

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Menteri China Hilang Lagi | WNI Diculik di Malaysia

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Menteri China Hilang Lagi | WNI Diculik di Malaysia

Global
Investigasi Ungkap Sejumlah Pekerja Migran Justru Jadi Korban Eksploitasi Diplomat

Investigasi Ungkap Sejumlah Pekerja Migran Justru Jadi Korban Eksploitasi Diplomat

Global
Iran Jinakkan 30 Bom di Teheran dan Tahan 28 Orang Terkait ISIS

Iran Jinakkan 30 Bom di Teheran dan Tahan 28 Orang Terkait ISIS

Global
Rombongan Pertama Pengungsi Nagorno-Karabakh Memasuki Armenia

Rombongan Pertama Pengungsi Nagorno-Karabakh Memasuki Armenia

Global
Perempuan Iran Terancam Dipenjara 10 Tahun jika Dianggap Berpakaian Tak Pantas

Perempuan Iran Terancam Dipenjara 10 Tahun jika Dianggap Berpakaian Tak Pantas

Global
UPDATE Konflik Armenia-Azerbaijan: 120.000 Warga Akan Tinggalkan Nagorno-Karabakh

UPDATE Konflik Armenia-Azerbaijan: 120.000 Warga Akan Tinggalkan Nagorno-Karabakh

Global
Bocah 11 Tahun Tewas Dibacok di Malaysia, WNI Diburu

Bocah 11 Tahun Tewas Dibacok di Malaysia, WNI Diburu

Global
China Pasang Penghalang Terapung di Laut China Selatan

China Pasang Penghalang Terapung di Laut China Selatan

Global
Di Majelis Umum PBB, Indonesia Tawarkan 3 Strategi untuk Hidupkan Lagi Solidaritas Global

Di Majelis Umum PBB, Indonesia Tawarkan 3 Strategi untuk Hidupkan Lagi Solidaritas Global

Global
Kisah Kripto Nyasar Masuk Rekening Pekerja Disabilitas, Mendadak Kaya Berujung Pidana

Kisah Kripto Nyasar Masuk Rekening Pekerja Disabilitas, Mendadak Kaya Berujung Pidana

Global
Perjanjian Damai Beres, Hubungan Israel-Arab Saudi Membaik?

Perjanjian Damai Beres, Hubungan Israel-Arab Saudi Membaik?

Global
Kim Jong Un Belum Berhenti, Kali Ini Kirim Surat ke Xi Jinping

Kim Jong Un Belum Berhenti, Kali Ini Kirim Surat ke Xi Jinping

Global
Paus Fransiskus: Barat Tak Boleh Main-main dengan Ukraina

Paus Fransiskus: Barat Tak Boleh Main-main dengan Ukraina

Global
Bos Mafia Italia Messina Denaro Dilaporkan Koma

Bos Mafia Italia Messina Denaro Dilaporkan Koma

Global
Rangkuman Hari ke-577 Serangan Rusia ke Ukraina: Markas Armada Laut Hitam Rusia Dibabat Rudal | Serangan Siber Skala Penuh Crimea

Rangkuman Hari ke-577 Serangan Rusia ke Ukraina: Markas Armada Laut Hitam Rusia Dibabat Rudal | Serangan Siber Skala Penuh Crimea

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com