Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/10/2021, 22:26 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan RI mengumumkan capaian vaksinasi Covid-19 dosis pertama telah menembus angka 100 juta orang pada Minggu (10/10/2021). Lebih dari 57,5 juta sudah mendapat dosis kedua.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, drg Widyawati, MKM menyampaikan, total suntikan yang sudah diberikan mencapai 157.707.427 dosis.

"Ini memposisikan kita di posisi ke-5 dari seluruh negara di dunia yang sudah mendapat akses vaksinasi, dari jumlah manusianya," kata Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers, Senin (11/10/2021).

Baca juga: Vaksinasi Covid-19 Dosis Pertama Capai 100 Juta Orang

Dengan capaian ini, berarti vaksinasi Covid-19 dosis pertama telah menjangkau 48,11 persen dari target 208.265.720 orang. Sedangkan dosis kedua sudah mencakup 27,62 persen.

"Kami juga melihat bahwa laju suntikan ini sudah juga menembus angka 2 juta per hari yaitu pada tanggal 23 dan 25 September yang lalu," kata Menkes.

Beberapa strategi yang dilakukan untuk mempercepat cakupan vaksinasi Covid-19 adalah dengan membuka vaksinasi massal, bekerja sama dengan berbagai elemen masyarakat.

Kemenkes juga sudah mengeluarkan edaran untuk melakukan vaksinasi tanpa memandang domisili maupun tempat tinggal pada KTP.´

Kasus corona turun, Menkes: banyak yang sudah kebal

Kasus Covid-19 di Indonesia dikabarkan terus mengalami perbaikan yang pesat. Jumlah kasus harian dan kematian akibat Covid-19 juga terus memperlihatkan penurunan yang signifikan.

Mengenai hal ini, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin, mengatakan ada penjelasan ilmiah yang bisa menjelaskan penurunan kasus di Indonesia. Penyebabnya karena banyak masyarakat yang sudah mulai kebal dari infeksi Corona.

"Melihat bahwa kasus di Indonesia turun dengan drastis, salah satu penjelasan ilmiahnya adalah karena banyak rakyat Indonesia yang sudah memiliki kekebalan, baik itu dari vaksin ataupun alamiah karena sembuh dari sakit," kata Menkes dalam konferensi pers PPKM Senin (11/10/2021).

Baca juga: Menkes Sebut Pemerintah Antisipasi Jangan Sampai Kasus Aktif Covid-19 Capai 600.000

Untuk itu, Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) akan bekerja sama dengan Kementerian Dalam Negeri untuk menyiapkan Seroprevalence Survey untuk memeriksa 21.880 sampel di 34 provinsi, di 100 kabupaten/kota di Indonesia. Menkes mengungkapkan hasil dari survei ini diharapkan selesai pada pertengahan Desember.

Nantinya, lanjut Menkes, hasil survei ini bisa memberikan gambaran yang lengkap mengenai kondisi kekebalan atau antibodi dari seluruh masyarakat Indonesia. Selain itu, hasil ini juga akan menjadi basis dari penyusunan kebijakan-kebijakan yang ada kedepannya.

"Dan rencana kami Seroprevalence Survey ini atau survei prevalensi antibodi masyarakat akan dilakukan setiap 6 bulan. Survei ini juga kami lakukan bekerja sama dengan Universitas Indonesia, Fakultas Kesehatan Masyarakat, dan WHO, agar hasilnya nanti bisa di share ke dunia dan menunjukkan kesiapan Indonesia dalam mengantisipasi penanganan pandemi dan transisinya menjadi endemi," jelasnya.

Baca juga: Menkes: Vaksinasi Covid-19 Indonesia Ranking 5 Dunia, Naik Satu Peringkat

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya

Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

[POPULER GLOBAL] Covid Naik di Asia Tenggara | AS Tolak Visa Israel

[POPULER GLOBAL] Covid Naik di Asia Tenggara | AS Tolak Visa Israel

Global
'Pria Tertampan Italia' Tinggalkan Karier Modeling demi Menjadi Pendeta

"Pria Tertampan Italia" Tinggalkan Karier Modeling demi Menjadi Pendeta

Global
Kabar Harimau Berkeliaran Bikin Warga Kelantan Malaysia Tak Berani Keluar Rumah Malam Hari

Kabar Harimau Berkeliaran Bikin Warga Kelantan Malaysia Tak Berani Keluar Rumah Malam Hari

Global
Iran Perintahkan AS Bayar Rp 771 Triliun atas Tewasnya Jenderal Qasem Soleimani

Iran Perintahkan AS Bayar Rp 771 Triliun atas Tewasnya Jenderal Qasem Soleimani

Global
Restoran Jepang Unik, Pengunjung Membayar untuk Ditampar Pelayan Berkimono Sebelum Makan

Restoran Jepang Unik, Pengunjung Membayar untuk Ditampar Pelayan Berkimono Sebelum Makan

Global
Sejarah Kudeta Muenchen, Kegagalan Hitler yang Jadi Awal Kebangkitan Nazi

Sejarah Kudeta Muenchen, Kegagalan Hitler yang Jadi Awal Kebangkitan Nazi

Internasional
48 Drone Rusia Rancangan Iran Serang Ukraina dari Selatan dan Crimea

48 Drone Rusia Rancangan Iran Serang Ukraina dari Selatan dan Crimea

Global
Belanda Kembalikan Artefak Era Kolonial ke Sri Lanka

Belanda Kembalikan Artefak Era Kolonial ke Sri Lanka

Global
Uni Eropa Larang Pemusnahan Pakaian Tak Terjual

Uni Eropa Larang Pemusnahan Pakaian Tak Terjual

Global
UNICEF: 1 dari 5 Anak di Negara Kaya Hidup dalam Kemiskinan

UNICEF: 1 dari 5 Anak di Negara Kaya Hidup dalam Kemiskinan

Global
Biden Tuduh Hamas Perkosa Perempuan Israel, Hamas: Itu Upaya Penyesatan Opini Publik

Biden Tuduh Hamas Perkosa Perempuan Israel, Hamas: Itu Upaya Penyesatan Opini Publik

Global
6 Desember, Hari Santo Nicholas yang Dikenal sebagai Sinterklas

6 Desember, Hari Santo Nicholas yang Dikenal sebagai Sinterklas

Internasional
PBB Terima Laporan Kekerasan Seksual Hamas pada Perempuan Israel

PBB Terima Laporan Kekerasan Seksual Hamas pada Perempuan Israel

Global
Punya Rp 882,2 Miliar di Rekening, 4 Pejabat Thailand Dipecat karena Kaya Tak Wajar

Punya Rp 882,2 Miliar di Rekening, 4 Pejabat Thailand Dipecat karena Kaya Tak Wajar

Global
BBM Langka di Yangon Myanmar, Puluhan Kendaraan Antre di SPBU

BBM Langka di Yangon Myanmar, Puluhan Kendaraan Antre di SPBU

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com