Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Pengalaman Kerja Mata-mata Inggris, Apakah seperti James Bond?

Kompas.com - 03/10/2021, 21:42 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

John mengungkap bahwa MI6 punya acara pantomim tahunan yang disebutnya 'sangat lucu'.

"Ada beberapa hal yang membuat kami kompetitif," ujarnya, sembari memberi contoh acara membuat kue.

Dia, yang bekerja untuk GCHQ selama 10 tahun, mengatakan: "Kami memang punya kompetisi membuat kue. Itu acara besar."

Ameesha, dari MI5 menanggapi: "Kami juga punya acara tersebut".

Hanya lulusan Oxford dan Cambridge yang direkrut

Tidak juga.

Beberapa mata-mata yang kami ajak berbincang memang lulusan Oxford atau Cambridge.

Namun, dia membantah pernah mengenyam pendidikan di kedua institusi tersebut adalah suatu keharusan.

"Itu adalah salah satu mitos besar. Saya bukan lulusan Oxford atau Cambridge dan kami punya banyak orang yang lulusan sekolah lain, yang tidak pernah kuliah di universitas, tapi bukan berarti mereka tidak punya keunggulan apa-apa."

Baca juga: Ian Fleming dan Mimpinya Bersama James Bond

Ketiga badan intelijen sangat ingin merekrut orang dari latar belakang sosial dan etnik beragam, khususnya setelah mereka dikritik kurang punya keragaman dalam sebuah laporan ke parlemen awal tahun ini.

Jo mengatakan mereka "membuat kemajuan" tapi "ada begitu banyak yang perlu kami lakukan".

"Tidak ada 'orang tipe tertentu' yang bisa bekerja dengan kami. Jadi jika Anda berpikir, 'pasti mereka tidak merekrut saya' atau 'saya bukanlah tipe seperti itu', yang bisa kami katakan adalah 'cobalah melamar dan lihat bagaimana nanti'."

Agen-agen intelijen kerap ikut serta dalam acara membuat kue, seperti acara televisi The Great British Bake Off.PA via BBC INDONESIA Agen-agen intelijen kerap ikut serta dalam acara membuat kue, seperti acara televisi The Great British Bake Off.
Seorang mata-mata sulit sekali dihubungi

Ya dan tidak.

Memang tamu yang ingin berkunjung ke markas MI5 harus menyerahkan ponsel ke petugas keamanan di pintu depan, tapi staf lembaga tersebut bukannya tidak bisa menjalin komunikasi. Apalagi kalau staf tersebut punya anak-anak.

"Kami punya teknologi cerdas sehingga sekolah bisa mengontak kami," kata Lily, yang merupakan orang tua.

Jo, yang juga seorang ibu, menambahkan: "Kami tidak pernah berada dalam situasi di mana sekolah tidak bisa menghubungi ketika anak kami kesulitan. Sepertinya saya tidak akan bisa bekerja jika saya tidak bisa dihubungi ketika anak saya sakit."

Lalu bagaimana dengan kebijakan tidak boleh membawa ponsel?

"Sebenarnya enak tidak perlu membawa ponsel terus-menerus. Kami menjadi terbiasa," kata Jo.

Baca juga: Sebelum Nonton No Time To Die, Simak Perjalanan James Bond dari Casino Royale hingga Spectre

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com