Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Perancis Dilempar Telur Saat Sapa Kerumunan Warga

Kompas.com - 27/09/2021, 22:39 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber CNN

PARIS, KOMPAS.com - Presiden Perancis Emmanuel Macron menjadi sasaran lemparan telur saat mengambil bagian dalam acara kuliner di Lyon pada Senin (27/9/2021).

Telur itu "memantul dari bahu Macron dan pecah di lantai tepat di depan saya," lapor Florence Lago, seorang jurnalis untuk publikasi Perancis Lyon Mag, kepada CNN.

Baca juga: Ditinggal Perancis, Mali Minta Bantuan Perusahaan Militer Swasta Rusia

Lyon Mag membagikan video insiden di pameran makanan dan perhotelan SIRHA di akun Twitter-nya.

Klip itu menunjukkan telur memantul dari bahu Macron sebelum kamera menyorot ke petugas yang menahan seorang pria di antara kerumunan.

Motivasi di balik insiden itu masih belum jelas.

Lago mengatakan melihat seorang pria muda melempar telur, tetapi tidak mendengarnya meneriakkan apa pun.

Menurutnya petugas keamanan segera mengawal pria itu keluar dari tempat itu.

Seorang juru bicara Istana Elysee, yang bersama Macron pada saat itu, mengatakan kepada CNN bahwa insiden itu dibesar-besarkan.

"Presiden berjalan-jalan selama dua jam, dia disambut dengan hangat dan semuanya tenang. Tidak ada yang bisa dikatakan tentang itu karena itu tidak mengganggu jalannya," kata juru bicara itu.

"Saya di sebelah Presiden, saya dapat memberitahu Anda tidak ada cerita," tambahnya.

Baca juga: 7 Tokoh yang Mati Dipenggal Selama Revolusi Perancis

Macron sebelumnya menjadi sasaran telur pada 2017, ketika dia menjadi calon presiden. Telur pecah di kepalanya dalam insiden itu.

Pada Juni tahun ini, dia mendapat tamparan di wajah dari seorang pria di tengah kerumunan. Saat itu dia sedang berbicara kepada publik selama kunjungan ke Perancis tenggara.

Detail keamanan Macron dengan cepat turun tangan, menangani pria itu sambil menarik Presiden menjauh dari penghalang kerumunan.

Dengan pemilihan presiden Perancis kurang dari setahun lagi, Macron melakukan serangan pesona kepada para pemilih.

Pada Juni, partainya tampil buruk dalam pemilihan daerah, yang diawasi ketat menjelang pemilihan presiden April mendatang.

Namun, mengingat tingkat partisipasi pemilih yang rendah, para pakar politik mengatakan sulit untuk menarik kesimpulan terkait hasil pemilihan tersebut.

Baca juga: Macron Ajak Modi Berkoalisi Setelah terjadi Sengketa Kapal Selam Perancis dengan Australia dan AS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com