TOKYO, KOMPAS.com - Seorang putri Jepang dilaporkan harus membayar Rp 19,3 miliar untuk melepas status kebangsawanannya supaya bisa menikahi teman kampusnya.
Pernikahan Putri Mako harus tertunda selama beberapa pekan karena kontroversi yang menaungi tunangannya saat ini.
Pada 2017, anak Putra Mahkota Akishino itu mengumumkan pertunangan dengan teman sekelasnya, Kei Komuro.
Baca juga: Putri Jepang Segera Nikahi Orang Biasa, Enggan Gelar Upacara Tradisional
Pernikahan yang sempat direncanakan pada 2018 harus ditunda karena adanya masalah finansial antara ibu Komuro dan keluarga kerajaan.
Di tengah kontroversi itu, Reuters melaporkan, Putra Mako harus memberikan pembayaran sebesar 150 juta yen (Rp 19,3 miliar).
Pembayaran itu merupakan kompensasi karena dia melepaskan statusnya sebagai bangsawan Jepang, dan menikahi orang biasa.
Media penyiaran NHK kemudian memberitakan tanggal pernikahan akan segera diumumkan paling lambat pada Oktober.
Lembaga penyiaran "Negeri Sakura" baru-baru ini melacak Kei Komuro tengah berada di New York, di tengah persiapan pernikahannya.
Media lokal mengabarkan pasangan yang bertemu di Universitas Kristen Internasional di Tokyo tersebut berencana tinggal di AS.
Komuro disebutkan adalah koki, pemain ski, pemain biola ulung, dan pernah bekerja mempromosikan pantai Shonan di Prefektur Kanagawa.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.