Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China akan Bangun Proyek Litium Senilai Rp 4,99 Triliun di Sulawesi

Kompas.com - 26/09/2021, 14:54 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

KOMPAS.com - Dua investor asal China, Chengxin Lithium Group Co Ltd dan afiliasi Tsingshan Holding Group akan berinvestasi dalam proyek litium di Tanah Air senilai 350 juta dollar AS (Rp 4,99 triliun).

Pabrik litium tersebut akan digunakan untuk memenuhi permintaan dari sektor baterai untuk kendaraan listrik.

Tsingshan beralih ke industri lithium pada saat harga komoditas tersebut melonjak di tengah meningkatnya penjualan kendaraan listrik di pasar teratas China.

Baca juga: Inspirasi Energi: Permintaan Mobil Listrik Bisa Tersendat jika Litium Defisit

Chengxin mengatakan para mitra akan membangun pabrik untuk membuat bahan kimia lithium di Morowali Industrial Park di Sulawesi.

Lokasi tersebut merupakan tempat beberapa proyek investasi China berada.

Chengxin mengatakan pabrik tersebut akan menghasilkan 50.000 ton per tahun litium hidroksida dan 10.000 ton per tahun litium karbonat.

Baca juga: Inspirasi Energi: Permintaan Mobil Listrik Melonjak, Berapa Lama Litium akan Habis?

Chengxin mengatakan akan memiliki 65 persen dari usaha patungan - yang disebut PT ChengTok Lithium Indonesia - dan Stellar Investment Pte yang didirikan di Singapura akan memegang 35 persen saham.

Seorang pejabat hubungan investor Chengxin pada Jumat (24/9/2021) mengatakan Stellar adalah afiliasi dari Tsingshan.

Tsingshan tidak menanggapi permintaan komentar.

Pekan lalu, LG Energy Solution Korea Selatan dan Hyundai Motor Group memulai pembangunan pabrik untuk membuat baterai kendaran listrik di Jawa Barat senilai senilai  miliar dollar AS (Rp 15,7 triliun).

Baca juga: Permintaan Mobil Listrik Melonjak, Apakah Litium akan Habis?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com