Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peti Mati Berserakan di Sekitar Kota Imbas Terjangan Banjir Saat Badai Ida

Kompas.com - 26/09/2021, 10:12 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Daily Mail

LOUISIANA, KOMPAS.com - Peti mati berisi jasad manusia masih berserakan di sekitar kota Louisiana, hampir empat minggu setelah tersapu banjir yang disebabkan oleh Badai Ida.

Kepada CNN, Pendeta Haywood Johnson, dari St Paul Missionary Baptist Church di Ironton, mengatakan peti mati masih belum dikembalikan ke liang pemakaman mereka karena masyarakat masih berusaha mati-matian untuk membangun kembali.

Baca juga: Video-video Kuatnya Badai Ida di AS hingga Koyak Atap Rumah Sakit dan Reklame Jalan

Liang pemakaman di daerah sekitar New Orleans biasanya sangat dangkal, karena permukaan air tanah sangat tinggi. Jadi, peti mati sering diletakkan pada brankas makam di atas tanah.

Tetapi ketika air banjir dari Badai Ida menyapu wilayah itu pada akhir Agustus, banyak peti mati tersapu keluar dari brankas, dan masih berserakan di sekitar kota.

Johnson menunjukkan sepasang peti mati, milik ayah dan anak perempuan, yang berakhir bersebelahan di halaman depan seseorang.

Peti mati lain terlihat terbalik di dekat tanggul, sementara brankas makan seberat ribuan pon hanyut hampir tiga ribu kaki dari tempat awalnya dan berakhir tepat di depan gereja.

Johnson mengaaku dia sendiri masih mencari peti mati ibu, paman, dan saudara perempuannya.

"Itu menyebabkan warga semakin kalut," kata Johnson kepada CNN.

Baca juga: New York Umumkan Keadaan Darurat Akibat Dilanda Badai Ida

Jeremy Salvant berjalan di tanggul Sungai Mississippi untuk menghindari ular dan melewati peti mati John Chaney, setelah menyelamatkan foto-foto keluarga dari rumahnya yang hancur di Ironton, La., Minggu, 19 September 2021, tiga minggu setelah angin dan badai gelombang dari Badai Ida menghancurkan komunitas Afrika-Amerika yang bersejarah di Plaquemines Parish. David Grunfled Jeremy Salvant berjalan di tanggul Sungai Mississippi untuk menghindari ular dan melewati peti mati John Chaney, setelah menyelamatkan foto-foto keluarga dari rumahnya yang hancur di Ironton, La., Minggu, 19 September 2021, tiga minggu setelah angin dan badai gelombang dari Badai Ida menghancurkan komunitas Afrika-Amerika yang bersejarah di Plaquemines Parish.

“Mereka dikejutkan oleh besarnya kehancuran, tetapi mereka bahkan lebih kewalahan, karena orang yang mereka cintai mengambang dan akhirnya mendarat di jalan-jalan dan pekarangan orang-orang, dan di sisi tanggul dan terdampar di lapangan. Itu menimbulkan (kesulitan) luar biasa.”

"Salah satu hal yang mengganggu saya adalah bahwa saya adalah orang yang mengubur sebagian besar orang-orang itu, sebagian besar yang meninggal, dan itu seperti menarik perban dari luka," tambahnya.

Menurutnya, pencarian peti mati yang hilang semakin diperumit oleh lumpur, rumput tinggi, dan ular.

Diperkirakan 30 hingga 50 peti mati terlantar selama banjir, menurut Ryan Seidemann, ketua Gugus Tugas Tanggap Pemakaman Louisiana.

Badai Katrina memindahkan hampir seribu peti mati pada 2005. Sejak itu, Louisiana mengharuskan semua peti memiliki beberapa bentuk identifikasi, seperti plakat. Dengan begitu, mereka dapat dikembalikan jika hanyut, menurut NPR.

Banyak peti mati yang dibebani dengan semen dan bahan berat lainnya, tetapi itu tidak selalu membantu ketika banjir mengamuk karena badai.

FEMA menawarkan kepada keluarga hingga 8.000 dollar AS (Rp 114 jura) untuk membantu menguburkan kembali orang yang mereka cintai dengan benar.

Baca juga: Badai Ida: Wilayah Pesisir AS Ini Rasakan Dampak Lebih Buruk daripada Badai Katrina

Warga Ironton, Kornell Davis, berjalan melewati pemakaman Ironton, yang masih tertutup lumpur setinggi hampir satu kaki pada Minggu, 19 September 2021, tiga minggu setelah angin dan badai dari Badai Ida menghancurkan komunitas bersejarah Afrika di Plaquemines Parish, La. AP PHOTO/DAVID GRUNFLED Warga Ironton, Kornell Davis, berjalan melewati pemakaman Ironton, yang masih tertutup lumpur setinggi hampir satu kaki pada Minggu, 19 September 2021, tiga minggu setelah angin dan badai dari Badai Ida menghancurkan komunitas bersejarah Afrika di Plaquemines Parish, La.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com