KOMPAS.com - 28 Maret 2018, Dwight David Eisenhower, presiden Amerika Serikat ke-34, meninggal dunia.
Kepergian pria yang pernah menjadi komandan tertinggi pasukan Sekutu di Eropa Barat selama perang Dunia II ini, meninggalkan duka, sekaligus kontroversi yang tiada habisnya.
Selama memimpin negara adidaya itu, Eisenhower menyerukan kebijakan moderat yang membuat AS menjadi negara terkuat, paling berpengaruh, serta paling produktif di dunia.
Tapi kontroversinya, seolah tak pernah surut.
Baca juga: Presiden AS Eisenhower dan Perannya dalam Huru-Hara 1965 di Indonesia
Seperti sempat diulas Kompas.com, pria yang lahir pada 14 Oktober 1890 di Texas ini, mulai menjabat Presiden AS ke-34 pada 4 November 1952.
Langkah pertamanya sebagai presiden adalah menekankan anggaran yang seimbang.
Dia juga menandatangani undang-undang hak sipil pada 1957 dan 1960 untuk memberikan perlindungan kepada pemilih kulit hitam.
"Tidak boleh ada warga kelas dua di negara ini," tulisnya.
Dalam kebijakan luar negeri, Eisenhower mengakhiri Perang Korea dengan menandatangani gencatan senjata.
Atas persetujuannya, Badan Pusat Intelijen (CIA) juga meluncurkan operasi rahasia melawan komunisme di seluruh dunia.
Baca juga: Saat Soekarno Dibuat Kesal Menunggu Presiden AS Eisenhower
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.