Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ilmuwan China Klaim Kasus Covid-19 Pertama Muncul di AS Bukan Wuhan

Kompas.com - 23/09/2021, 18:00 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber RT News

BEIJING, KOMPAS.com - Sekelompok ilmuwan China menurut penelitiannya menggunakan model matematika, berpendapat bahwa kasus pertama Covid-19 muncul antara April dan November 2019 di timur laut Amerika Serikat (AS), jauh sebelum wabah di Wuhan, China.

“Hasil perhitungan menunjukkan bahwa epidemi Covid-19 di AS memiliki kemungkinan tinggi untuk mulai menyebar sekitar September 2019,” kata makalah setebal 14 halaman yang diterbitkan pada Rabu (22/9/2021) di ChinaXiv.

ChinaXiv adalah sebuah repositori yang dioperasikan oleh National Science Library of the Akademi Ilmu Pengetahuan China.

Baca juga: Bagaimana Kelanjutan Penyelidikan Asal-usul Covid-19?

Melansir RT News, makalah ini ditulis oleh Zhouwang Yang, Yunhe Hu, dan Zhiwei Ding dari University of Science and Technology of China, dan penulis koresponden Tiande Guo dari University of Chinese Academy of Sciences.

Keempat peneliti tersebut melakukan penelitian untuk "menyimpulkan waktu asal pandemi" berdasarkan "metode berbasis data dan model hybrid."

Mereka memodelkan tingkat tes positif agar sesuai dengan tren aktual, dan menggunakan "estimasi kuadrat terkecil untuk mendapatkan parameter model yang optimal," sebelum menerapkan "estimasi kepadatan kernel, untuk menyimpulkan waktu asal pandemi dengan probabilitas kepercayaan spesifik," menurut laporan penelitian itu.

Secara resmi, kasus pertama Covid-19 terdaftar di AS pada 20 Januari 2020, sekitar sebulan setelah wabah di kota Wuhan di China.

Baca juga: Biden: China Masih Pegang Informasi Penting soal Asal Usul Covid-19

Para peneliti China, berpendapat bahwa ada kemungkinan 50 persen dari kasus pertama di 11 negara bagian AS dan Distrik Columbia terjadi sebelum itu, yakni pada awal April 2019 di Rhode Island dan hingga akhir November tahun itu di Delaware.

Sampel mereka sebagian besar terdiri dari negara bagian AS timur laut - Massachusetts, Vermont, New Hampshire, Connecticut, Rhode Island, New York, New Jersey, Delaware, Pennsylvania, Maryland dan Virginia, dengan Michigan dan Louisiana dilemparkan ke dalam campuran.

Sebagian besar makalah berfokus pada Maryland, lokasi Fort Detrick, pangkalan Angkatan Darat AS yang digunakan untuk meneliti senjata biologis selama Perang Dingin. Lokasi itu sekarang menjadi tuan rumah program pertahanan biologis AS.

Meskipun makalah tersebut tidak secara khusus menyebutkan Fort Detrick, beberapa pejabat China telah berulang kali menyatakan bahwa virus itu mungkin berasal dari sana.

Asumsi itu dilontarkan sebagai lawan dari spekulasi AS bahwa virus Covid-19 berasal dari penelitian peningkatan fungsi (gain of function) pada virus kelelawar, yang dilakukan di Institut Virologi Wuhan (WIV).

Baca juga: Penyelidikan Asal-usul Covid-19: Intelijen AS Masih Kebingungan

Hipotesis 'kebocoran laboratorium' pada dasarnya berfokus pada pendanaan Institut Kesehatan Nasional AS yang diberikan kepada organisasi nirlaba bernama EcoHealth Alliance, yang bermitra dengan WIV untuk melakukan penelitian virus corona kelelawar.

Awal pekan ini, investigasi kolektif berbasis web DRASTIC menerbitkan dokumen yang diduga dibocorkan oleh pelapor.

Isinya menunjukkan bahwa EcoHealth Alliance meminta Badan Proyek Penelitian Lanjutan Pertahanan AS (DARPA) untuk pendanaan pada 2018, untuk melepaskan virus yang dimodifikasi ke gua kelelawar di China selatan. Tetapi proposal ditolak karena terlalu berisiko.

Keempat peneliti juga mengklaim bahwa "serangkaian penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa Amerika Serikat, Spanyol, Perancis, Italia, Brasil, dan negara-negara lain telah diserang oleh virus corona sebelum wabahnya di China."

Baca juga: Penyelidikan Mandek, Peluang Ungkap Asal Usul Covid-19 Hampir Tertutup

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com