Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemimpin Perlawanan Anti-Taliban Lari ke Tajikistan Setelah Taliban Kuasai Lembah Panjshir

Kompas.com - 22/09/2021, 20:52 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

KABUL, KOMPAS.com - Anak pemimpin perlawanan anti-Taliban Afghanistan yang paling terkenal telah melarikan diri ke negara tetangga Tajikistan, kurang dari sebulan setelah bersumpah mempertahankan tanah airnya “apa pun yang terjadi.”

Ahmad Massoud, putra mendiang pemimpin Aliansi Utara Ahmad Shah Massoud, melarikan diri ke Tajikistan tak lama setelah Taliban menguasai Lembah Panjshir pada 6 September, menurut seorang pejabat senior intelijen AS, konsultan Pentagon, dan dua mantan pejabat senior pemerintah Afghanistan melansir The Intercept pada Rabu (22/9/2021).

Baca juga: Amir Qatar Ingatkan Para Pemimpin Dunia tentang Pentingnya Melanjutkan Dialog Damai dengan Taliban

Massoud dan Amrullah Saleh bergabung dengan mantan wakil presiden Afghanistan dan kepala intelijen lama, yang meninggalkan Afghanistan dengan helikopter.

Mundurnya dua tokoh utama perlawanan Afghanistan bertentangan dengan klaim publik bahwa mereka masih di Afghanistan, dan bertahan melawan Taliban.

Kondisi saat ini juga menandakan perubahan luar biasa dalam nasib mereka. Untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade, pemerintah Amerika Serikat (AS) dan CIA tidak muncul untuk mendukung mereka.

Massoud dan Saleh sama-sama mencari bantuan dan peralatan militer dari Barat, tetapi pemerintahan Biden tidak mendukung mereka.

AS juga tidak memberikan indikasi apakah akan memberikan bantuan di masa depan, menurut dua mantan pejabat Afghanistan dan pensiunan pejabat intelijen AS.

Baca juga: Taliban Tunjuk Duta Besar Afghanistan untuk PBB, Ingin Berbicara dalam Sidang Umum

Massoud dilaporkan sempat menyewa pelobi Washington Robert Stryk. Dia dan Saleh dirangkul oleh tokoh Republik terkemuka AS seperti Senator Lindsey Graham, yang ingin AS kembali ke Afghanistan.

Baik Massoud maupun Saleh tidak terlihat di depan umum sejak Taliban merebut Panjshir.

Keduanya berasal dari provinsi timur laut pegunungan, basis abadi perlawanan Afghanistan, pertama melawan Uni Soviet dan kemudian Taliban.

Massoud saat ini berada di “rumah perlindungan” di ibukota Tajik, Dushanbe, menurut seorang mantan pejabat senior pemerintah Afghanistan yang berbicara dengannya pekan lalu. Sementara Saleh berada di lokasi terdekat.

Saleh terakhir mengunggah di Twitter pada 3 September, ketika Taliban mulai mengepung Panjshir.

Dalam sebuah video yang menyertainya, dia menepis laporan bahwa dia telah meninggalkan Afghanistan sebagai info yang "sama sekali tidak berdasar."

“Pertahanan terus berlanjut dan akan terus berlanjut. Saya di sini dengan tanah saya, untuk tanah saya dan mempertahankan martabatnya," kicaunya.

Baca juga: Diserang ISIS, Taliban Copot 2 Gubernur di Afghanistan

Pada Senin (6/9/2021), Ali Maisam Nazary, juru bicara Massoud, mengatakan kepada The Intercept bahwa Massoud “ada di dalam Afghanistan … di lokasi yang dirahasiakan.” Saleh tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jubir Gedung Putih Analogikan Rusia Seperti Penjual Pupuk Kandang, Apa Maksudnya?

Jubir Gedung Putih Analogikan Rusia Seperti Penjual Pupuk Kandang, Apa Maksudnya?

Global
Perancis Setujui RUU Larangan Diskriminasi Berdasarkan Gaya Rambut

Perancis Setujui RUU Larangan Diskriminasi Berdasarkan Gaya Rambut

Global
Giliran Jepang Akan Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Giliran Jepang Akan Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Global
Pemukim Yahudi Incar Tanah di Tepi Pantai Gaza: Ini Tuhan Berikan kepada Kami

Pemukim Yahudi Incar Tanah di Tepi Pantai Gaza: Ini Tuhan Berikan kepada Kami

Global
Rangkuman Hari Ke-764 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Desak Mike Johnson | Rusia Klaim Punya Bukti Ukraina Terlibat Penembakan Konser

Rangkuman Hari Ke-764 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Desak Mike Johnson | Rusia Klaim Punya Bukti Ukraina Terlibat Penembakan Konser

Global
Mahasiswi Indonesia di Jerman Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Bus 

Mahasiswi Indonesia di Jerman Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Bus 

Global
Pejabat AS Sedang Debatkan Kentang Termasuk Sayuran atau Bukan

Pejabat AS Sedang Debatkan Kentang Termasuk Sayuran atau Bukan

Global
Kekerasan Geng di Haiti Tewaskan 1.500 Orang dalam 3 Bulan

Kekerasan Geng di Haiti Tewaskan 1.500 Orang dalam 3 Bulan

Global
Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Global
Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Global
Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Global
[POPULER GLOBAL] Korban Suplemen di Jepang Bertambah | Padmarajan 238 Kali Kalah di Pemilu

[POPULER GLOBAL] Korban Suplemen di Jepang Bertambah | Padmarajan 238 Kali Kalah di Pemilu

Global
Atas Usul Indonesia, UNESCO Akui Idul Fitri dan Idul Adha Jadi Hari Besar Keagamaan

Atas Usul Indonesia, UNESCO Akui Idul Fitri dan Idul Adha Jadi Hari Besar Keagamaan

Global
Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Global
Putin Tak Berencana Kunjungi Keluarga Korban Penembakan Konser Moskwa

Putin Tak Berencana Kunjungi Keluarga Korban Penembakan Konser Moskwa

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com