Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Macron Ajak Modi Berkoalisi Setelah terjadi Sengketa Kapal Selam Perancis dengan Australia dan AS

Kompas.com - 22/09/2021, 13:47 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Al Jazeera

PARIS, KOMPAS.com - Presiden Perancis Emmanuel Macron ajak India berkoalisi di kawasan Indo-Pasifik, setelah terjadi sengketa antara Paris dengan Washington, Canberra dan London.

Macron menghubungi Perdana Menteri India Narendra Modi pada Selasa (21/9/2021), yang salah satu bahasannya adalah soal kerja sama di kawasan Indo-Pasifik, sebuah pernyataan dari kantor kepresidenan Perancis, seperti yang dilansir dari Al Jazeera pada Selasa (21/9/2021).

Pembicaraan Macron dan Modi soal kerja sama di kawasan Indo-Pasifik itu tak lama setelah dibentuknya kemitraan keamanan trilateral antara Australia, Amerika Serikat, dan Inggris, yang dijuluki AUKUS.

Baca juga: PM Australia Hubungi Presiden Jokowi, Berusaha Tenangkan Indonesia soal Kapal Selam Nuklir

Kemitraan tiga negara tersebut disambut dengan amarah oleh Macron, karena bersamaan dengan itu Australia membatalkan kesepakatan kapal selam konvensional (bertenaga diesel) yang dirintis dengan Kelompok Angkatan Laut Perancis sejak 2016.

Pekan lalu, Australia memberitahu Perancis hanya beberapa jam sebelum menarik diri dari pembatalan kesepakatan kapal selam, menurut pemerintah Perancis.

Australia ternyata berpaling untuk mengambil kesepakatan kapal selam bertenaga nuklir milik AS. Perancis kemudian meresa ditusuk dari belakang.

Baca juga: NATO Terancam Melemah atas Kesepakatan Kapal Selam Amerika Serikat dan Australia

Pekan lalu, Paris merespons dengan menarik duta besarnya dari Amerika Serikat, dan Australia setelah Australia membatalkan kesepakatan sebelumnya.

Perancis sangat marah dengan AS, karena diam-diam memimpin pembicaraan tentang aliansi strategis baru.

China pada gilirannya mengecam AUKUS, memperingatkan perlombaan senjata yang intensif di kawasan Indo-Pasifik.

Di tengah ketegangan Perancis dengan tiga negara pendiri AUKUS, Macron dan Modi mengatakan mereka akan “bertindak bersama di kawasan Indo-Pasifik yang terbuka dan inklusif”.

Baca juga: Perancis Ngambek Kontrak Kapal Selam Dibatalkan Sepihak, Ini Kata Australia

Macron meyakinkan Modi tentang "komitmen berkelanjutan Perancis untuk memperkuat otonomi strategis India, termasuk basis industri dan teknologinya, sebagai bagian dari hubungan erat berdasarkan kepercayaan dan saling menghormati".

Pernyataan dari kantor Macron mengatakan bahwa hubungan kerja sama Perancis dan India itu akan ditunjukkan untuk mempromosikan “stabilitas regional dan supremasi hukum, sambil mengesampingkan segala bentuk hegemoni”.

Diskusi Macron dengan pemimpin India itu dilakukan sebelum percakapan yang direncanakan oleh Presiden AS Joe Biden.

Biden telah meminta untuk berdialog dengan Macron, tetapi belum ada tanggal yang ditetapkan.

Baca juga: Korut Ejek Uji Coba Rudal Balistik Kapal Selam Korsel, Disebut Kikuk dan Belum Sempurna

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Al Jazeera
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengenal Kelompok-Kelompok Pro-Palestina di AS

Mengenal Kelompok-Kelompok Pro-Palestina di AS

Internasional
Zelensky Berterima Kasih ke Senat AS Usai Setujui Bantuan Rp 985 Triliun untuk Ukraina

Zelensky Berterima Kasih ke Senat AS Usai Setujui Bantuan Rp 985 Triliun untuk Ukraina

Global
Senat AS Setujui Bantuan Militer Rp 209,9 Triliun ke Israel

Senat AS Setujui Bantuan Militer Rp 209,9 Triliun ke Israel

Global
Argentina Surplus APBN untuk Kali Pertama dalam 16 Tahun

Argentina Surplus APBN untuk Kali Pertama dalam 16 Tahun

Global
Senat AS Setujui Paket Bantuan untuk Ukraina, Israel, dan Taiwan

Senat AS Setujui Paket Bantuan untuk Ukraina, Israel, dan Taiwan

Global
Rangkuman Hari Ke-790 Serangan Rusia ke Ukraina: China Bantah Dukung Perang | Ukraina Panggil Warganya di Luar Negeri 

Rangkuman Hari Ke-790 Serangan Rusia ke Ukraina: China Bantah Dukung Perang | Ukraina Panggil Warganya di Luar Negeri 

Global
Israel Dituding Bertanggung Jawab atas Kuburan Massal 340 Jenazah di RS Gaza

Israel Dituding Bertanggung Jawab atas Kuburan Massal 340 Jenazah di RS Gaza

Global
Begini Cara Perang Rugikan Perkembangan Anak-anak

Begini Cara Perang Rugikan Perkembangan Anak-anak

Global
Israel Tingkatkan Serangan di Gaza dan Perintahkan Evakuasi Baru di Wilayah Utara

Israel Tingkatkan Serangan di Gaza dan Perintahkan Evakuasi Baru di Wilayah Utara

Global
Saat Protes Menentang Perang di Gaza Meluas di Kampus-kampus Elite AS...

Saat Protes Menentang Perang di Gaza Meluas di Kampus-kampus Elite AS...

Global
[POPULER GLOBAL] Tabrakan Helikopter AL Malaysia | Ketegangan Iran Vs Israel Memuncak

[POPULER GLOBAL] Tabrakan Helikopter AL Malaysia | Ketegangan Iran Vs Israel Memuncak

Global
Ulang Tahun, Foto Pangeran Louis Diunggah ke Medsos Usai Heboh Editan Kate

Ulang Tahun, Foto Pangeran Louis Diunggah ke Medsos Usai Heboh Editan Kate

Global
Saat 313 Mayat Ditemukan di Kuburan Massal 2 RS Gaza...

Saat 313 Mayat Ditemukan di Kuburan Massal 2 RS Gaza...

Global
Rusia Batalkan Pawai Perang Dunia II untuk Tahun Kedua Beruntun

Rusia Batalkan Pawai Perang Dunia II untuk Tahun Kedua Beruntun

Global
Hampir Separuh Kota Besar di China Tenggelam karena Penurunan Tanah

Hampir Separuh Kota Besar di China Tenggelam karena Penurunan Tanah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com