Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Percakapan Terakhir Pesepak Bola Muda Afghanistan Sebelum Jatuh dari C-17: Doakan Saya

Kompas.com - 21/09/2021, 17:33 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AP

KABUL, KOMPAS.com - Lebih dari sebulan sejak akhir yang kacau dari perang 20 tahun Amerika Serikat (AS) di Afghanistan, masih banyak yang belum jelas tentang apa yang terjadi dalam lepas landas tragis evakuasi bandara Kabul, pada 16 Agustus.

Sehari setelah Taliban menyerbu Kabul, gelombang warga Afghanistan mencoba melarikan diri dari negara itu.

Setidaknya satu orang, adalah seorang pemain sepak bola muda. Dia meninggal di landasan, terlindas roda pesawat C-17.

Baca juga: Trauma Keluarga Afghanistan dan Pupusnya Impian Korban yang Jatuh dari Pesawat C-17

Pemuda yang kemudian diketahui bernama Zaki Anwari itu masih berusia 17 tahun. Dia adalah seorang bintang yang sedang naik daun di tim sepak bola nasional Afghanistan.

Dia biasanya menghabiskan berjam-jam menonton pahlawannya Lionel Messi bermain.

“Dia tidak mengenal kata cukup. Hanya itu yang dia bicarakan (bola), itulah yang dia lakukan,” kata saudara laki-lakinya yang berusia 20 tahun, Zakir Anwari.

Ghulam Ghous, kiri, duduk bersama putranya Ghulam Zikria, tengah, dan Zakir Anwari, di rumah mereka di Kabul, Afghanistan, Jumat, 17 September 2021.AP PHOTO/FELIPE DANA Ghulam Ghous, kiri, duduk bersama putranya Ghulam Zikria, tengah, dan Zakir Anwari, di rumah mereka di Kabul, Afghanistan, Jumat, 17 September 2021.

Zaki terlalu muda untuk mengetahui aturan keras Taliban pada akhir 1990-an. Tapi ketika kekuatan militan Taliban menyapu provinsi-provinsi, media sosial Zaki dibanjiri oleh rumor dan cerita horor yang dimaksudkan untuk menceritakan kehidupan di bawah Taliban.

Terakhir kali mereka memerintah, Taliban melarang sebagian besar olahraga, termasuk sepak bola. Mereka secara rutin mengumpulkan para pemuda pada waktu shalat untuk memaksa mereka ke masjid.

Zaki yakin mimpinya berkompetisi secara internasional di tim Afghanistan sudah berakhir.

Baca juga: Saat Taliban Bermain Bebek-bebekan di Taman Bermain Air Afghanistan...

Zaki pergi ke bandara bersama kakak laki-laki dan sepupunya pada 16 Agustus. Dia seharusnya hanya mengawasi mobil sementara sepupunya, yang pernah bekerja di sebuah perusahaan AS, mencoba masuk ke bandara.

Sebaliknya, ketika mereka pergi, pemuda itu malah memanjat tembok perbatasan bandara.

Zaki yang terengah-engah kemudian menelepon saudaranya yang lain, Zakir. Dia mengaku berada di dalam bandara dan segera naik ke pesawat.

Zakir mengatakan dia memohon kepada saudaranya untuk tidak pergi, dan mengingatkannya bahwa dia tidak membawa paspor atau bahkan kartu identitasnya dan bertanya kepadanya, “Apa yang akan kamu lakukan di Amerika?’”

Tapi adiknya menutup telepon, lalu menelepon ibunya. "Doakan saya. Saya akan ke Amerika,” kata Zaki.

Sementara Ibunya memohon padanya, "Pulanglah."

Halaman Berikutnya
Halaman:
Sumber AP
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com