Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perlindungan Vaksin Moderna Menurun Seiring Berjalannya Waktu, Sinyal Butuh Booster

Kompas.com - 16/09/2021, 05:39 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

CHICAGO, KOMPAS.com – Menurut data dari hasil uji coba berskala besar, vaksin Covid-19 buatan Moderna menunjukkan penurunan perlindungan terhadap virus corona seiring berjalannya waktu.

Oleh karenanya, perusahaan farmasi dan bioteknologi asal Amerika Serikat (AS) tersebut mendorong kemungkinan penggunaan dosis penguat alias booster.

Laporan tersebut disampaikan Moderna dalam rilisnya pada Rabu (15/7/2021) sebagaimana dilansir Reuters.

Baca juga: Moderna Gabung Vaksin Booster Covid-19 dengan Influenza, untuk Apa?

Sebelumnya, sejumlah penelitian menunjukkan bahwa vaksin Covid-19 dari Moderna kemungkinan lebih unggul dibandingkan vaksin Pfizer- BioNTech dalam hal mempertahankan kemanjurannya dari waktu ke waktu.

Para ahli mengatakan, perbedaan itu kemungkinan karena kandungan mRNA dari vaksin Moderna lebih tinggi dan interval pemberian dosis yang sedikit lebih lama antara suntikan pertama dan kedua.

Kendati demikian, vaksin Moderna dan vaksin Pfizer- BioNTech terbukti sangat efektif dalam mencegah penularan Covid-19 berdasarkan uji klinis fase ketiga.

Laporan terbaru yang dirilis Moderna pada Rabu tersebut menunjukkan sedikit celah pada vaksin buatannya.

Baca juga: Eja Vaksin Moderna Maderna, Model Ini Ketahuan Palsukan Surat Vaksinasi

Tercatat, jumlah kasus Covid-19 di antara orang yang diberi vaksin Moderna sekitar 13 bulan lalu lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang divaksinasi sekitar delapan bulan lalu.

Moderna membandingkan kinerja vaksinnya terhadap lebih dari 14.000 sukarelawan yang divaksinasi antara Juli hingga Oktober 2020 dengan sekitar 11.000 sukarelawan yang diberi suntikan antara Desember 2020 hingga Maret 2022.

Dalam analisis terbarunya, Moderna menemukan ada 162 kasus Covid-19 di antara sukarelawan yang divaksinasi antara Juli hingga Oktober 2020.

Sementara di antara sukarelawan yang divaksinasi antara Desember 2020 hingga Maret 2022, Moderna menemukan ada 88 kasus Covid-19.

Baca juga: Moderna: Vaksin Covid-19 yang Tercemar di Jepang Mengandung Partikel Baja

Secara keseluruhan, hanya 19 kasus yang dianggap parah yang mana ini menjadi tolok ukur utama dalam menilai perlindungan yang memudar.

Di antara kelompok yang lebih akhir saja divaksinasi, tingkat keparahan kasus cenderung lebih rendah, meski temuan itu tidak signifikan secara statistik.

Moderna lantas mengatakan, menurunnya kekebalan dari temuan analisis baru menambah bukti bahwa dosis booster bisa dipertimbangkan.

Perusahaan juga menyoroti dua penelitian yang menunjukkan perlindungan jangka panjang terhadap penyakit parah.

Baca juga: Jepang Temukan Partikel Hitam di Dalam Botol Vaksin Covid-19 Moderna

Pada 1 September, Moderna sudah mengajukan izin ke Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) berisi permohonan otorisasi untuk dosis booster.

Beberapa penelitian sebelumnya terhadap vaksin Moderna menunjukkan kemanjuran yang tinggi terhadap pencegahan penulatan Covid-19.

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan dengan Kaiser Permanente Southern California, para peneliti menemukan vaksin Moderna 87 persen efektif mencegah penularan Covid-19 dan 96 persen efektif mencegah kasus rawat inap.

Penelitian itu menganalisis lebih dari 352.000 orang yang mendapat dua dosis vaksin Moderna dibandingkan dengan sampel dalam jumlah yang sama dari individu yang tidak divaksinasi dengan faktor usia dan faktor risiko yang sama.

Baca juga: Moderna: Vaksin Covid-19 yang Tercemar di Jepang Mengandung Partikel Baja

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com