Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

20 Warga Sipil Tewas dalam Serangan Taliban ke Lembah Panjshir

Kompas.com - 14/09/2021, 23:40 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber BBC

PANJSHIR, KOMPAS.com - BBC melaporkan sedikitnya 20 warga sipil tewas di Lembah Panjshir Afghanistan, dalam pertempuran antara Taliban dan pasukan perlawanan Afghanistan.

Komunikasi telah terputus di lembah terpencil itu sehingga membuat pelaporan menjadi sulit. Tetapi BBC memiliki bukti Taliban melakukan pembunuhan, meskipun ada janji untuk menahan diri.

Baca juga: Taliban Eksekusi Saudara Mantan Wakil Presiden Afghanistan di Panjshir

Rekaman dari pinggir jalan berdebu di Panjshir menunjukkan seorang pria mengenakan perlengkapan militer dikelilingi oleh milisi Taliban. Kemudia, tembakan berderu dan dia merosot ke tanah.

Tidak jelas apakah pria yang tewas itu adalah seorang anggota tentara, sementara seragam tempur adalah hal biasa di wilayah tersebut.

Dalam video tersebut, seorang pengamat bersikeras bahwa dia adalah warga sipil.

BBC melaporkan setidaknya ada 20 kematian seperti itu di Lembah Panjshir.

Salah satu korban adalah seorang penjaga toko dan ayah dua anak bernama Abdul Sami. Sumber-sumber lokal mengatakan pria itu tidak akan melarikan diri ketika Taliban maju.

"Saya hanya pemilik toko yang miskin dan tidak ada hubungannya dengan perang," kata Sami menurut keterangan para tetangga melansir BBC.

Tapi dia ditangkap, dituduh menjual sim card ke pasukan perlawanan Afghanistan.

Beberapa hari kemudian mayatnya dibuang di dekat rumahnya. Saksi yang melihat tubuhnya mengatakan adanya tanda-tanda penyiksaan.

Baca juga: Klaim Kuasai Lembah Panjshir, Taliban Kibarkan Bendera di Kantor Gubernur

Ketika Taliban berkuasa bulan lalu, hanya satu wilayah yang bertahan. Lembah Panjshir telah lama menjadi titik fokus perlawanan di Afghanistan.

Di bawah komandan oposisi Ahmad Shah Massoud, wilayah itu memukul mundur pasukan Soviet dan Taliban.

Puncak gunung mengelilingi lembah, dan hanya ada satu jalan sempit di dalamnya, sehingga sulit bagi siapa pun yang mencoba untuk menaklukkan wilayah itu.

Putra Massoud, Ahmad, memimpin perlawanan terhadap Taliban untuk kedua kalinya mereka menguasai Afghanistan. Tetapi minggu lalu kelompok militan itu menyatakan kemenangan, dan mengunggah rekaman milisi mengibarkan bendera mereka.

Pasukan perlawanan Afghanistan bersumpah untuk terus berjuang, dengan Ahmad Massoud menyerukan "pemberontakan nasional" melawan Taliban.

Halaman:
Sumber BBC

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com