Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Takut Kawin Paksa oleh Taliban, Banyak Keluarga Tinggalkan Afghanistan

Kompas.com - 11/09/2021, 21:20 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Mengincar perempuan

Syed Muhammad Ullah, seorang pemuda dari distrik Jaghori di provinsi Ghazni, dahulu mengelola fasilitas kebugaran di kota kelahirannya.

Dia mengatakan kepada DW bahwa desas-desus tersebar luas bahwa Taliban mengumpulkan informasi tentang perempuan muda dan janda yang belum menikah.

"Ini bukan hanya rumor. Memang benar bahwa Taliban telah mengumpulkan informasi tentang perempuan-perempuan muda dan janda-janda. Ini membuat takut banyak keluarga, yang kemudian bermigrasi ke Pakistan," tutur Ullah.

Anwar Hussaini, seorang etnis Hazara dari distrik yang sama, mengatakan bahwa dia bersama keluarga harus melarikan diri karena khawatir akan rumor tersebut.

Putrinya, Fariba Hussaini, mengatakan bahwa karena dia adalah seorang guru yang bekerja untuk sebuah LSM, dia harus melarikan diri bersama anggota keluarganya untuk menghindari Taliban.

Kepada DW, Ali Raza, dari kota Quetta di Pakistan barat, mengatakan bahwa Taliban berusaha memberi kesan di daerah perkotaan Afghanistan bahwa mereka telah berubah.

"Tetapi di daerah pedesaan mereka tidak hanya menargetkan mantan pegawai pemerintah, tetapi juga berniat menyakiti perempuan, memaksa mereka meninggalkan rumah mereka."

Baca juga: Jurnalis Afghanistan Babak Belur Disiksa Taliban Saat Meliput Demo di Kabul

Dalam beberapa hari terakhir ada laporan tentang beberapa perempuan Pakistan yang menikah dengan pria Afghanistan, kembali dari provinsi Badakhshan di Afghanistan ke wilayah Gilgit-Baltistan utara Pakistan.

Mereka ditemani oleh saudara perempuan suami mereka dan perempuan lain. Mereka kembali ke Pakistan karena khawatir para perempuan yang belum menikah bisa menjadi korbanpernikahan paksa angota Taliban.

Seorang juru bicara pemerintah Gilgit-Baltistan, Ali Taj, membenarkan bahwa sekitar 55 keluarga, termasuk perempuan yang menikah dengan warga Afghanistan, telah kembali ke wilayah tersebut.

Namun, dia mengatakan kepada DW bahwa para perempuan itu kembali karena situasi keamanan yang tidak menentu di negara yang dilanda perang itu.

Masih banyak yang berencana untuk melarikan diri

Warga Afghanistan yang melarikan diri ke Pakistan mengatakan bahwa janji Taliban tidak dapat dipercaya.

"Ada banyak ketakutan di antara orang-orang pada umumnya, dan di kalangan non-Pashtun terutama karena masa lalu para militan," kata Syed Muhammad Ullah.

Aktivis Hazara mengatakan lebih dari 7.000 orang komunitas mereka telah tiba di Pakistan dalam beberapa minggu terakhir. Banyak dari mereka berencana untuk pergi ke negara lain dari Pakistan.

Baca juga: Taliban: Wanita Tidak Pantas Jadi Menteri, Mereka Seharusnya Melahirkan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com