Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Virus Nipah Lebih Mematikan dari Covid-19, India Waspadai Wabahnya

Kompas.com - 08/09/2021, 15:55 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

NEW DELHI, KOMPAS.com - Pejabat kesehatan India berlomba mencegah ancaman baru wabah virus nipah yang mematikan, ketika negara Asia Selatan itu berupaya mengejar vaksinasi Covid-19 setelah awal yang lambat.

Menurut CBS News, upaya pengendalian wabah dilakukan di negara bagian selatan Kerala.

Baca juga: Inilah yang Terakhir Kali Terjadi Ketika Virus Nipah Menyebar...

Beberapa infeksi telah dilacak dan seorang anak laki-laki berusia 12 tahun dilaporkan meninggal karena virus nipah sejauh ini.

Virus ini dianggap lebih mematikan daripada Covid-19, dan sejauh ini 20 orang yang dianggap kontak utama dengan anak yang meninggal telah dikarantina atau dirawat di rumah sakit.

Setidaknya dua pekerja rumah sakit juga dicurigai telah terinfeksi.

Petugas kesehatan mengumpulkan sampel darah dari seekor kambing untuk menguji virus, setelah seorang bocah lelaki berusia 12 tahun meninggal karena virus nipah di Kozhikode, negara bagian Kerala, India, pada Selasa (7/9/2021) melansir NY Daily News.

Negara bagian selatan India itu dengan cepat meningkatkan upaya menghentikan potensi wabah virus nipah yang mematikan, meski terus berjuang melawan jumlah kasus virus corona tertinggi di negara tersebut.

Bocah itu meninggal pada Minggu (5/9/2021) setelah seminggu di rumah sakit. Setelah dirawat karena demam tinggi, kondisinya memburuk termasuk radang otaknya. Sampel darah mengonfirmasi infeksi virus nipah.

Baca juga: Studi Sebut Virus Nipah di China Bisa Jadi Pandemi Berikutnya

Nipah paling sering ditularkan dari hewan ke manusia melalui kontak langsung, sering kali setelah jenis kelelawar buah tertentu menularkan virus ke ternak atau hewan peliharaan.

Wabah terakhir di India, yang juga terjadi di Kerala, menewaskan 17 anggota keluarga yang beranggotakan 18 orang. Infeksi mereka dilacak ke kelelawar buah yang ditemukan mati di sumur air minum keluarga itu.

Gejala infeksi virus nipah sering dimulai dengan keluhan ringan, tetapi bisa berkembang menjadi demam tinggi dan masalah pernapasan, sebelum lebih jauh mengakibatkan pembengkakan otak yang dapat menyebabkan koma dan kematian.

Virus nipah lebih jarang terjadi, tetapi dapat menyebabkan kematian hingga 75 persen, menurut Organisasi Kesehatan Dunia.

Virus nipah pertama kali ditemukan pada 1999 dan telah menewaskan lebih dari 260 orang, semuanya di Asia Selatan dan Tenggara.

WHO memperingatkan bahwa buah yang diduga terkena urin atau air liur dari kelelawar yang terinfeksi dapat dikonsumsi dengan aman setelah dicuci dan dikupas secara menyeluruh.

Namun, disarankan untuk buah dengan bekas gigitan yang terlihat di dalamnya agar segera dibuang.

Baca juga: Gali Lahan untuk Apartemen, Pekerja Temukan Kuburan Massal Korban Wabah Abad Ke-18

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com