Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral Curhat Warga Afghanistan Hanya Dapat "Secuil" Makanan di Pengungsian AS

Kompas.com - 05/09/2021, 17:13 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

EL PASO, KOMPAS.com - Seorang pengungsi Afghanistan bernama Hamed Ahmadi (28) bercerita, dia hanya mendapat sedikit makanan saat dievakuasi ke Amerika Serikat (AS).

Dalam unggahannya di Twitter pada Kamis (2/9/2021), tampak Ahmadi hanya mendapat beberapa suwir ayam kecil, sedikit potong buah, dan roti.

Makanan itu didapatnya saat tinggal di fasilitas militer Fort Bliss, kota El Paso, negara bagian Texas, AS.

Baca juga: Taliban Hantam Pasukan Perlawanan Afghanistan dengan Persenjataan Lebih Lengkap

"Bukan mengeluh, tapi ini yang kudapat saat makan tadi malam, dan makanan berikutnya diberikan 12 jam kemudian," tulis Ahmadi di Twitter.

"Kehidupan pengungsi mungkin aman tapi tidak pernah mudah dan menguntungkan," lanjutnya.

Unggahan Ahmadi pun viral dan memantik berbagai reaksi netizen, termasuk opini bahwa sebaiknya dia mensyukuri daripada tetap di Afghanistan.

Dalam wawancara dengan The Independent yang diterbitkan pada Sabtu (4/9/2021), Ahmadi bercerita bahwa dia mengungsi bukan untuk mencari kehidupan yang lebih baik, karena dirinya sendiri sudah hidup layak di Kabul, ibu kota Afghanistan.

"Inti dari twit itu bukan untuk mengeluh, menjadi sangat kritis," kata Ahmadi kepada The Independent.

"Saya menggambarkan kondisi pengungsi Afghanistan yang berada dalam situasi yang tidak pernah mereka inginkan."

"Saya memiliki pekerjaan yang cukup bagus di Kabul. Kehidupan saya layak. Saya berkeluarga," ujarnya menambahkan.

"Saya terpaksa melarikan diri dari Afghanistan. Kalau saya memiliki lebih banyak ruang (di Twitter), saya akan menambahkan lebih banyak penjelasan - karena saya ingin mengatakan bahwa inilah kehidupan pengungsi. Dan kita harus bersabar."

Baca juga: Biden Ingin AS Berhenti Jadi Polisi Dunia setelah Keluar dari Afghanistan

Di Afghanistan, Ahmadi bekerja sebagai wartawan dan mengenyam pendidikan tinggi. Ia tinggal bersama orangtua serta para saudaranya di Kabul selama lima tahun terakhir

Ia mengaku sebenarnya tidak ingin meninggalkan Afghanistan dan keluarganya, tetapi pekerjaannya berisiko menghadapi tindakan dari Taliban.

"Saya biasa bepergian ke berbagai provinsi di Afghanistan dan mewawancarai orang-orang serta meliput cerita sehari-hari orang Afghanistan di tingkat akar rumput, dan bagaimana mereka menyelesaikan konflik."

"Saya memakai media sosial dengan sangat berani ketika bekerja. Saya akan pergi ke provinsi-provinsi yang tidak aman di Afghanistan juga desa-desa yang tidak aman."

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com