KOMPAS.com - Kabar mengenai atlet tolak peluru Malaysia Muhammad Ziyad Zolkefli yang didiskualifikasi dalam Paralimpiade Tokyo menjadi berita yang paling banyak dibaca dari kanal Global.
Sementara di Korea Utara, warga yang kelaparan terpaksa menculik anak-anak dari keluarga kaya dan menuntut uang tebusan agar mereka bisa makan.
Berikut kami rangkumkan berita internasional terpopuler dari Kompas.com edisi Kamis (2/9/2021) hingga Jumat (3/9/2021).
Muhammad Ziyad Zolkefli datang terlambat di final tolak peluru F20 Paralimpiade Tokyo 2020, Selasa (31/8/2021), tetapi masih diizinkan bertanding.
Konflik kemudian terjadi setelah Muhammad Ziyad Zolkefli meraih medali emas dan memecahkan rekor dunia, tetapi tidak diakui panitia.
Medali emas lalu dicabut dari Muhammad Ziyad Zolkefli dan diberikan ke Maksym Koval dari Ukraina.
Bagaimana kelanjutan beritanya? Baca selengkapnya di sini.
Baca juga: Penjelasan Komite Cabut Medali Emas dan Rekor Dunia Atlet Paralimpiade Malaysia
Muhammad Ziyad Zolkefli dinyatakan DNS karena ada protes dari tim Ukraina yang mengeklaim dia terlambat melapor ke call room (ruang panggil) sebelum laga dimulai.
Protes serupa juga diajukan terhadap Todd Hodgets asal Australia dan Jordi Patricio Villalba dari Ekuador.
Keduanya turut diklasifikasikan sebagai DNS, tetapi tidak mengakhiri laga sebagai pemenang di podium seperti Muhammad Ziyad Zolkefli.
Berita ini dapat Anda baca selengkapnya melalui tautan ini.
Baca juga: Duduk Perkara Atlet Paralimpiade Malaysia Dicabut Medali Emasnya karena Telat 3 Menit
Pythagoras dan kacang adalah dua hal yang tak bisa disandingkan. Matematikawan dan filsuf Yunani ini punya gaya vegetarian yang unik.
Tak hanya menolak mengonsumsi daging, dirinya juga melarang pengikutnya memakan kacang. Apa yang sebenarnya jadi alasan sang filsuf?
Baca selengkapnya di sini.
Warga Korea Utara yang kelaparan terpaksa menculik anak-anak dari keluarga kaya dan menuntut uang tebusan agar mereka bisa makan.
Setidaknya empat penculikan anak dilaporkan dalam beberapa pekan terakhir di negara yang sedang berjuang di bawah sanksi internasional atas rezim Kim Jong-un.
Kekurangan makanan, obat-obatan, bahan bakar, dan kebutuhan sehari-hari lainnya telah memburuk sejak Pyongyang sepenuhnya menutup perbatasannya pada Januari 2020.
Anda dapat menyimak berita ini secara lengkap di sini.
Baca juga: Kelaparan, Warga Korea Utara Culik Anak-anak Keluarga Kaya, Minta Tebusan agar Bisa Makan
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.