Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditekan Taliban, Banyak Jurnalis Wanita di Kabul Tak Lagi Bekerja

Kompas.com - 02/09/2021, 09:00 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber The Hill

KABUL, KOMPAS.com - Reporters Without Borders (RSF) menemukan bahwa mayoritas jurnalis perempuan di Kabul tidak lagi bekerja karena kebijakan represif Taliban.

Dilansir The Hill, dalam sebuah survei oleh RSF, yang berkoordinasi dengan Pusat Perlindungan Jurnalis Wanita Afghanistan, menunjukkan ada 700 jurnalis wanita dan total 1.080 karyawan wanita di industri berita di negara itu pada tahun 2020.

Dari 1.080 karyawan media wanita, 510 bekerja untuk delapan kantor terbesar di Afghanistan pada tahun 2020.

Baca juga: Penyanyi Folk Afghanistan Ini Ditembak Mati oleh Taliban

Namun, saat ini hanya 76 perempuan pekerja media dari perusahaan-perusahaan itu, termasuk 39 jurnalis perempuan, yang masih bekerja.

Pengawas itu menyoroti kisah-kisah Taliban yang mendatangi kantor media dan menyuruh mereka untuk "menjauhkan perempuan dari udara".

Taliban disebut tidak membiarkan perempuan meliput acara media.

“Penghormatan Taliban terhadap hak fundamental perempuan, termasuk jurnalis perempuan untuk bekerja dan menjalankan profesi mereka adalah isu utama,” kata Sekretaris Jenderal RSF Christophe Deloire.

“Wartawan perempuan harus dapat kembali bekerja tanpa dilecehkan sesegera mungkin, karena itu adalah hak paling dasar mereka, serta penting untuk mata pencarian mereka," tambahnya.

Baca juga: Masih Ada Warganya dan Sekutu Tertinggal, Inggris Negosiasi Lagi dengan Taliban

Deloire juga menyebut ketidakhadiran mereka dari lanskap media akan membungkam semua warga Afghanistan, terutama perempuan.

"Kami mendesak kepemimpinan Taliban untuk memberikan jaminan segera untuk kebebasan dan keselamatan jurnalis perempuan," ujarnya.

Beberapa jurnalis wanita masih bekerja dari rumah, tetapi banyak yang berhenti dari pekerjaannya karena takut akan Taliban.

Di sisi lain, Taliban mengatakan, mereka akan lebih toleran terhadap hak-hak perempuan selama pemerintahannya.

Namun, hanya sedikit yang memercayai mereka karena mereka tak pernah memenuhi kata-katanya.

Baca juga: Disiksa secara Brutal oleh Taliban, Polisi Wanita Top Ini Bersembunyi

Hampir semua media milik swasta ditutup ketika Taliban mengambil kendali dan menerapkan aturan ketat.

“Eksekutif dan editor dengan kantor media milik swasta yang belum memutuskan untuk berhenti beroperasi mengonfirmasi bahwa, di bawah tekanan, mereka telah menyarankan jurnalis perempuan mereka untuk tinggal di rumah,” ungkap RSF.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber The Hill
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Giliran Jepang Akan Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Giliran Jepang Akan Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Global
Pemukim Yahudi Incar Tanah di Tepi Pantai Gaza: Ini Tuhan Berikan kepada Kami

Pemukim Yahudi Incar Tanah di Tepi Pantai Gaza: Ini Tuhan Berikan kepada Kami

Global
Rangkuman Hari Ke-764 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Desak Mike Johnson | Rusia Klaim Punya Bukti Ukraina Terlibat Penembakan Konser

Rangkuman Hari Ke-764 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Desak Mike Johnson | Rusia Klaim Punya Bukti Ukraina Terlibat Penembakan Konser

Global
Mahasiswi Indonesia di Jerman Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Bus 

Mahasiswi Indonesia di Jerman Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Bus 

Global
Pejabat AS Sedang Debatkan Kentang Termasuk Sayuran atau Bukan

Pejabat AS Sedang Debatkan Kentang Termasuk Sayuran atau Bukan

Global
Kekerasan Geng di Haiti Tewaskan 1.500 Orang dalam 3 Bulan

Kekerasan Geng di Haiti Tewaskan 1.500 Orang dalam 3 Bulan

Global
Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Global
Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Global
Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Global
[POPULER GLOBAL] Korban Suplemen di Jepang Bertambah | Padmarajan 238 Kali Kalah di Pemilu

[POPULER GLOBAL] Korban Suplemen di Jepang Bertambah | Padmarajan 238 Kali Kalah di Pemilu

Global
Atas Usul Indonesia, UNESCO Akui Idul Fitri dan Idul Adha Jadi Hari Besar Keagamaan

Atas Usul Indonesia, UNESCO Akui Idul Fitri dan Idul Adha Jadi Hari Besar Keagamaan

Global
Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Global
Putin Tak Berencana Kunjungi Keluarga Korban Penembakan Konser Moskwa

Putin Tak Berencana Kunjungi Keluarga Korban Penembakan Konser Moskwa

Global
WHO Soroti Peningkatan Cyberbullying, Pengaruhi 1 dari 6 Anak Sekolah

WHO Soroti Peningkatan Cyberbullying, Pengaruhi 1 dari 6 Anak Sekolah

Global
TikTok Larang Influencer Australia Promosikan Produk Kantong Nikotin

TikTok Larang Influencer Australia Promosikan Produk Kantong Nikotin

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com