Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahli Teori Konspirasi AS Kena Covid-19, tapi Ngotot Tak Percaya Virus Itu sampai Akhir Hayat

Kompas.com - 01/09/2021, 09:38 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Seorang mantan perwira CIA yang mengaku sebagai orang pertama yang menyebut Covid-19 sebagai hoax, baru-baru ini meninggal karena penyakit itu.

Dia sudah berjuang untuk hidup selama hampir sebulan di rumah sakit.

Dilansir Independent, Robert David Steele, seorang veteran korps marinir AS dan pendukung QAnon, mempromosikan beberapa teori konspirasi, termasuk yang mengatakan Covid-19 adalah hoax.

Dia juga sempat mempromosikan kampanye anti-vaksinasi.

Baca juga: Selandia Baru Laporkan Kematian Pertama Terkait Vaksin Pfizer

Awal bulan ini, Steele dirawat di rumah sakit dengan gejala virus corona, termasuk paru-paru yang rusak parah.

Namun, mantan marinir itu terus menyebut infeksi itu sebagai tipuan dan menolak untuk divaksinasi.

"Saya tidak akan melakukan vaksinasi, meskipun saya melakukan tes positif untuk apa pun yang mereka sebut Covid-19 hari ini, tetapi intinya adalah paru-paru saya tidak berfungsi," tulis Steele dalam posting blog terakhirnya pada 17 Agustus lalu, disertai dengan foto dirinya di ventilator.

"Kita tidak akan pernah sama karena sekarang kita tahu bahwa kita semua telah dibohongi tentang segala hal," tulis Steele.

“Tapi, sekarang kami juga tahu bahwa kami bisa saling percaya. Saya hidup hari ini karena saya memiliki jaringan yang menempatkan saya di rumah sakit yang bagus di Florida,” tambahnya.

Baca juga: Kenapa Pangkalan Militer di AS Jadi Target Konspirasi China Soal Asal-usul Covid-19?

“Kabar baiknya adalah saya akan bertahan dengan beberapa hari libur. Saya harus kembali dan setidaknya berfungsi segera. Ini adalah pengalaman hampir mati, sangat mirip dengan pengalaman kematian baru yang dialami seluruh negeri saat ini,” ujarnya lagi.

Pada Senin (30/8/2021), temannya dan sesama ahli teori konspirasi Mark Tassi, mengonfirmasi kematiannya dalam sebuah video Instagram.

Dalam video tersebut, Tassi melontarkan beberapa tuduhan terhadap administrasi rumah sakit tempat Steele dirawat dan mengklaim kesehatannya memburuk setelah ia menerima perawatan untuk Covid-19.

"Buka matamu! Jangan mengambil kata-kata saya untuk itu, lakukan penelitian Anda seperti yang telah saya lakukan. Dia baik-baik saja sampai mereka memberinya Remdesivir,” kata Tassi dalam video tersebut.

“Ini segera mengakibatkan kadar oksigennya turun. Mereka segera mulai mempermalukan keluarga untuk memaksanya menggunakan ventilator.”

“Mereka mencoba membuat Florida terlihat buruk. Mereka menargetkan Florida,” tambahnya.

Baca juga: Saat Aksi Anti-vaksin di Perancis Bawa Simbol Pemicu Kontroversi

Remdesivir telah disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA) AS untuk pengobatan Covid-19.

Orang yang tidak divaksinasi sekitar 29 kali lebih mungkin dirawat di rumah sakit dengan Covid-19 daripada mereka yang divaksinasi penuh, menurut penelitian CDC baru-baru ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com