KOMPAS.com - Muntahan ikan paus ternyata sangat berharga. Seperti sempat diulas Kompas.com, seorang wanita di Thailand sempat menemukan bongkahan batu yang belakangan diketahui sebagai ambergris.
Harganya fantastis: Ditaksir mencapai Rp 3,7 miliar.
Ambergris mengandung zat langka yang sangat bernilai sejak ribuan tahun, kegunaannya bisa sebagai bahan dalam parfum maupun obat-obatan.
Ambergris berasal dari paus sperma berkelamin jantan. Produksinya terjadi setelah paus sperma memakan cumi-cumi dengan paruh keras dan runcing, sehingga mengikis isi perut paus.
Baca juga: Nelayan Terangkat dari Kemiskinan, Usai Temukan Muntahan Paus Seharga Rp 22 Miliar
Para ilmuwan percaya bahwa paus melindungi diri sendiri dengan mengeluarkan zat lemak untuk mengelilingi paruh tersebut. Alhasil mamalia itu mengeluarkan gumpalan besar, hingga ratusan pon sekaligus.
Menurut Scientific American, tidak ada yang pernah melihat paus sperma mengeluarkan ambergris.
Tapi ahli paus sperma, Hal Whitehead dari Universitas Dalhousie di Halifax, menyebut benda itu dianggap dikeluarkan sebagai ekskresi tinja. Meski begitu beberapa orang meyakini bahwa muntahan paus sangat bermanfaat.
Mitos Khasiat
Selama ribuan tahun, apa yang disebut sebagai harta karun laut ini dinilai sangat berharga. Menurut sejarah, orang-orang Timur Tengah membuat ambergris menjadi bubuk dan menelannya.
Zat itu diyakini dapat meningkatkan kekuatan dan kejantanan, memerangi penyakit jantung dan otak, serta untuk membumbui makanan dan minuman.
Sebuah risalah medis Inggris dari Abad Pertengahan memberitahu pembaca bahwa ambergris dapat menghilangkan sakit kepala, pilek, epilepsi, dan penyakit lainnya.
Baca juga: Pria Ini Temukan 2 Bongkahan Besar Muntahan Paus, Diyakini Berharga Rp 4,7 Miliar
Sementara orang Mesir kuno membakarnya sebagai dupa. Orang Cina menyebut muntahan paus ini sebagai "aroma ludah naga".
Parfum
Sedangkan sejarah Portugis menyebut bangsa itu berusaha mengambil alih Maladewa pada abad keenam belas sebagian untuk mendapatkan akses ke kekayaan pulau itu yang berupa “harta wewangian”.
Tulisan arab “anbar” juga mengacu pada substansi yang dikeluarkan oleh ikan paus ini, dan juga merupakan sumber dari kata amber.