Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Para Warlord Ternama Afghanistan Berniat Negosiasi dengan Taliban

Kompas.com - 29/08/2021, 21:08 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

KABUL, KOMPAS.com – Sekelompok tokoh ternama Afghanistan, termasuk dua warlord regional, sedang mencari pembicaraan dengan Taliban.

Mereka berencana untuk bertemu dengan Taliban dalam beberapa pekan ke depan untuk membentuk front baru lalu bernegosiasi tentang pemerintahan berikutnya.

Hal tersebut disampaikan oleh Khalid Noor, putra gubernur yang pernah berkuasa di provinsi Balkh, Atta Mohammad Noor.

Baca juga: Taliban telah Bersiap Ambil Kendali Bandara Kabul Jelang Tenggat Waktu Evakuasi

Dia mengatakan, kelompok itu terdiri atas tokoh-tokoh yang sebelumnya menentang pengambilalihan Taliban atas ibu kota, termasuk warlord ternama yakni Abdul Rashid Dostum.

Dostum merupakan pemimpin etnik Uzbek di Afghanistan dan sempat menjabat sebagai Wakil Presiden Afghanistan

"Kami lebih suka berunding secara kolektif, karena masalah Afghanistan tidak akan diselesaikan hanya oleh salah satu dari kami," kata Khalid Noor kepada Reuters.

"Jadi, penting bagi seluruh komunitas politik negara untuk terlibat, terutama para pemimpin adat, mereka yang berkuasa, dengan dukungan publik," imbuh Khalid Noor.

Baik Atta Noor dan Dostum memutuskan kabur dari Afghanistan setelah kota Mazar-i Sharif jatuh ke tangan Taliban tanpa perlawanan.

Baca juga: Jaksan Wanita Afghanistan Pesimis Masa Depan di Tangan Taliban

Hingga akhirnya, Taliban berhasil mengambil alih Kabul dari tangan pemerintah Afghanistan yang juga jatuh tanpa perlawanan.

 

Kabar mengenai para warlord yang ingin bernegosiasi dengan Taliban tersebut seakan menandakan kembalinya kekuatan para warlord tradisional di Afghanistan.

Reuters mewartakan, itu akan menjadi tantangan bagi entitas mana pun untuk memerintah Afghanistan dalam waktu lama.

Tidak seperti periode kekuasaan mereka sebelum 2001, Taliban mencari dukungan dari etnik Tajik, Uzbek, dan minoritas lainnya saat mereka mempersiapkan serangan setelah mayoritas pasukan asing hengkang dari Afghanistan.

"Taliban pada saat ini sangat, sangat arogan, karena mereka baru saja menang secara militer. Tapi apa yang kami asumsikan adalah bahwa mereka tahu risiko memerintah seperti sebelumnya," kata Khalid Noor.

Baca juga: Dua Warganya Dilaporkan Ditangkap Taliban, Malaysia Cari Bantuan Badan Keamanan Asing

Milisi yang setia kepada Ata Mohammad Noor, kepala Jamiat-e-Islami, berjaga di kantor mereka di Mazar-e-Sharif utara Kabul, Afghanistan, pada Kamis (8/7/2021). Ata Mohammad Noor merupakan salah satu panglima perang paling kuat Afghanistan utara dan sekutu penting AS dalam kekalahan Taliban tahun 2001. Dia menyalahkan pemerintah Afghanistan yang terpecah belah dan kepergian AS yang tidak bertanggung jawab untuk serangkaian keuntungan Taliban baru-baru ini di utara.AP PHOTO/RAHMAT GUL Milisi yang setia kepada Ata Mohammad Noor, kepala Jamiat-e-Islami, berjaga di kantor mereka di Mazar-e-Sharif utara Kabul, Afghanistan, pada Kamis (8/7/2021). Ata Mohammad Noor merupakan salah satu panglima perang paling kuat Afghanistan utara dan sekutu penting AS dalam kekalahan Taliban tahun 2001. Dia menyalahkan pemerintah Afghanistan yang terpecah belah dan kepergian AS yang tidak bertanggung jawab untuk serangkaian keuntungan Taliban baru-baru ini di utara.

Meskipun berniat untuk negosiasi, Khalid Noor mengatakan risiko kegagalan pembicaraan tetaplah ada.

 

Oleh karenanya, kelompok-kelompok itu juga sudah mempersiapkan perlawanan bersenjata melawan Taliban.

Halaman:
Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com