Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Brasil Jair Bolsonaro: Saya Akan Dibunuh, Ditangkap, atau Terpilih Kembali

Kompas.com - 29/08/2021, 13:15 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber BBC

BRASILIA, KOMPAS.com - Presiden Brasil Jair Bolsonaro menyatakan, dia sudah melihat tiga pilihan tersaji di hadapannya di masa mendatang.

Tanpa ragu, Bolsonaro menyebut dirinya bisa jadi akan dibunuh, ditangkap, atau meraih kemenangan dalam pemilu tahun depan.

Pemimpin populis dari sayap kanan itu kini bersaing ketat dengan penantangnya dari sayap kiri, mantan presiden Luis Inacio Lula da Silva.

Baca juga: Profil Pemimpin Dunia: Jair Bolsonaro, Presiden Brasil

"Saya punya tiga opsi untuk masa depan saya: ditangkap, dibunuh, atau terpilih lagi," kata dia di hadapan rohaniawan.

Meski begitu, Jair Bolsonaro berkoar dia tidak sampai masuk ke penjara karena tak ada satu pun yang berani menentangnya.

Dalam kampanye 2018, Bolsonaro sempat ditikam karena namun mantan perwira militer tersebut berhasil selamat.

Presiden Brasil berusia 66 tahun yang berniat mencari periode kedua itu sudah mempertanyakan sistem voting secara elektronik.

Dilansir BBC Minggu (29/8/2021), Bolsonaro bahkan mengancam dia tidak akan menerima pemilihan presiden tahun depan.

Pada Rabu (25/8/2021), pengadilan pemilihan "Negeri Samba" menegaskan tidak ada masalah dengan sistem secara elektronik.

Baca juga: Bakal Diselidiki soal Penyalahgunaan Jabatan, Presiden Brasil Klaim Negaranya Diserang

Dalam pertemuannya dengan rohaniawan Kristen, Bolsonaro menyerukan kepada mereka untuk ikut dalam aksi mendukungnya pada 7 September.

"Kita tentu tidak ingin mempunyai presiden yang menginginkan perpecahan. Namun semua ada batasnya. Saya tak bisa hidup seperti ini," kata dia.

Pada Jumat (27/8/2021), 150 orang suku asli melakukan unjuk rasa di depan istana kepresidenan, jelang putusan mahkamah agung mengenai tanah leluhur mereka.

Baca juga: Dianggap Tak Becus Tangani Covid-19, Presiden Brasil Didemo dan Dituntut Mundur

Bolsonaro merupakan pendukung mutlak pengurangan hak masyarakat adat, menyebut mereka penghalang untuk ekspansi pertanian.

Dia juga menerima kritik karena sangat meremebhkan Covid-19, yang kini sudah membunuh setengah juta warganya.

Belum lagi fakta bahwa negara Amerika Selatan tersebut berjibaku melawan inflasi tinggi, kelaparan, hingga pengangguran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber BBC
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com