Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump Sebut Bom Kabul Afghanistan Takkan Terjadi jika Dia Masih Presiden

Kompas.com - 27/08/2021, 17:43 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

PALM BEACH, KOMPAS.com - Mantan presiden AS Donald Trump berkoar, serangan bom di Kabul, Afghanistan, takkan terjadi jika dia masih menjabat.

Presiden ke-45 AS itu tampil selama dua menit 15 detik saat tampil di program milik komentator Fox News, Sean Hannity.

Taipan real estat itu mengenang 13 tentara AS yang tewas dalam "aksi kejam dan barbar" yang diklaim oleh ISIS.

Baca juga: Buntut Bom Kabul Afghanistan, Trump dan Republikan Ramai-ramai Kecam Biden

"Para ksatria Amerika yang mulia ini menyerahkan nyawanya saat bertugas. Mereka mengorbankan diri demi negara yang mereka cintai," kata dia.

Trump juga menyampaikan belasungkawa kepada keluarga prajurit yang terbunuh. "Saat ini, publik AS berduka bersama kalian," ujar dia.

Mantan presiden dari Partai Republik itu menyerang penggantiya, Joe Biden, karena bekerja sama dengan Taliban untuk menjaga proses evakuasi.

Presiden yang menjabat pada 2017 sampai 2021 tersebut menyebut Taliban sebagai musuh, dan mempertanyakan kenapa Biden memercayai mereka.

"Lihat karena perlindungan mereka, 100 orang, malah lebih dari itu, terbunuh, termasuk 13 tentara kita, dan ini baru permukaan," jelasnya.

Trump membela diri terkait keputusannya untuk menjalin kesepakatan dengan milisi pada Februari tahun lalu.

Baca juga: Kenapa Batas Biden Menarik Pasukan dari Afghanistan 31 Agustus? Bagaimana jika Telat?

Dilansir New York Post Kamis (26/8/2020), dia berpendapat kesepakatan itu menjabarkan tanggal penarikan pasukan, seperti yang diklaim Biden.

Dalam klaimnya, AS mempunyai banyak waktu karena kelompok pimpinan Mullah Abdul Ghani Baradar itu berada dalam pengawasan mereka.

"Kita punya pesawat, angkatan udara. Mereka tak memilikinya. Karena itu tak ada alasan untuk terburu-buru," klaimnya.

Mantan presiden berusia 75 tahun tersebut berseloroh dia bisa membawa pasukan AS keluar dari Afghanistan 2-3 tahun lagi.

"Kami tentu bisa membawa mereka keluar secepat mungkin, namun tak perlu terburu-buru. Taliban juga tidak akan bisa bergerak leluasa," paparnya.

Trump berkoar kepada Mullah Baradar, dia memersilakan Taliban kembali jatuh dari perang saudara setelah AS menarik diri.

Baca juga: Jika Dibutuhkan, Biden Siap Kirim Pasukan AS Lagi ke Afghanistan

"Mereka bisa melakukan apa pun yang mereka mau. Namun tidak dengan membunuh orang Amerika. Dia (Baradar) tahu apa yang terjadi jika melanggar," koarnya.

Trump menyatakan, serangan di kawasan bandara Kabul tidak akan terjadi jika "saya masih menjadi presiden kalian".

Dia mengeluhkan sejak Biden menjabat pada Januari lalu, "Negeri Uncle Sam" malah menunjukkan kelemahan di hadapan negara lain.

Suami Melania Trump itu mengeluhkan bagaimana penggantinya malah menghilangkan citra AS sebagai negara besar.

"Dia berbicara layaknya pria tangguh. Namun dia malah kebalikannya, dan seluruh dunia tahu itu," sindir Donald Trump.

Bom bunuh diri pada Kamis merupakan serangan paling mematikan yang diterima militer AS sejak 5 Agustus 2011.

Saat itu, kelompok Taliban menembak jatuh helikopter Chinook, membunuh 31 tentara AS dan tujuh personel militer Afghanistan.

Baca juga: Taliban Kecam Bom Kabul Afghanistan, Berjanji Tindak Tegas Pelaku

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com